Survei Tak Akurat Cerminkan Hasil Pemilu 2019
Porosberita.com, Jakarta – Survei yang marak dilakukan menjelang Pilpres 2019 tak akan bisa 100 persen akurat mencerminkan hasil pemungutan suara pada 17 April 2019.
Hal itu dilontarkan pakar psikologi politik yang juga anggota Dewan Etik Perhimpunan Survei Opini Publik Indonesia (Persepi) Hamdi Moeloek saat membahas soal survei politik jelang pemilihan presiden dalam sebuah diskusi di kawasan
Hamdi mengatakan meski diberi label survei, dalam perspektif ilmu statistik, kegiatan pengumpulan data itu sebenarnya lebih tepat dianggap sebagai jajak pendapat.
“Survei pra-Pemilu itu paling jauh dilakukan enam sampai tujuh bulan sebelum Pemilu. Itu baru pengumpulan opini yang begitu awal tentang orang nanti akan memilih siapa. Hasilnya bisa berbeda drastis,” terang Hamdi.
Dia mencontohkan banyaknya hasil survei yang meleset dalam memprediksi hasil Pilkada DKI 2017. Pilkada yang diselenggarakan dua tahun lalu itu dimenangkan pasangan Anies-Sandi. Padahal popularitas petahana, Ahok-Djarot kerap tinggi dalam hasil-hasil survei yang diprediksi sebelum pilkada.
“Dulu, enam-delapan bulan sebelum hari H (Pilkada DKI 2017), hampir semua orang mengatakan besar kemungkinan Basuki Tjahaja Purnama mengungguli yang lain. Kenyataannya dia kalah,” katanya.
Lebih lanjut Hamdi mengatakan dalam situasi perpolitikan nasional yang terus berkembang semakin dinamis, ada banyak faktor yang pada akhirnya membuat survei tidak akan akurat memprediksi hasil pilpres. Faktor itu di antaranya adanya manuver politik yang kerap tidak terduga hingga perubahan sikap dari pemilih sendiri sebelum menyalurkan hak suara mereka. (wan)