Jokowi Akui Mustahil Swasembada Pangan Secara instan
Porosberita.com, Jakarta – Presiden Jokowi menyatakan untuk mencapai target swasembada pangan menuju kedaulatan pangan tidak bisa dilakukan secara instan. Sebab, hal itu membutuhkan proses dan tahapan.
Hal itu dilontarkan Jokowi dalam acara Peresmian Pembukaan Rapat Koordinasi dan Diskusi Nasional Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) Tahun 2019 di Istana Negara Jakarta, Selasa (19/3/2019).
Hadir pula Ketua Umum HKTI Moeldoko, Menteri Sekretaris Negara Pratikno, dan Ketua DPD RI Oesman Sapta Odang.
“Jadi kalau orang menginginkan langsung bisa swasembada, bisa langsung ketahanan kita meloncat naik, enggak akan mungkin seperti itu. Perlu proses, perlu tahapan-tahapan,” kata Presiden.
Menurutnya, dalam 4,5 tahun terakhir pemerintahannya masih terkonsentrasi dan terfokus pada pembangunan infrastruktur baik di desa maupun di kota-kota. “Berkaitan dengan jalur logistik besar, jalan tol, pelabuhan, airport kita bangun juga untuk dekatkan produsen ke konsumen. Produsen dan pasar. Kita melihat bahwa ini semuanya tidak bisa instan,” terangnya.
Dicontohkan, untuk komoditas jagung misalnya juga tidak bisa instan untuk menyelesaikan persoalan di dalamnya, karena secara fisik di lapangan produksi jagung melimpah tetapi harga jagung jatuh di tingkat petani karena ada impor.
“Produksi jagung per hektare bagus tapi kalau harga jatuh seperti itu untuk apa. Saya cek, impor berapa, benar impor gede banget. Hampir 3,6 juta ton. Sehingga saat itu saya terbitkan Perpres yang membuat Harga Pembelian Pemerintah (HPP) Jagung Rp2.700 per kilogram. Paling tidak dengan harga itu jagung petani terserap dimana pun,” jelasnya.
Menurutnya, itu perlu proses sehingga perlakuan serupa pada jagung bisa diterapkan pada komoditas lain, terutama yang banyak diimpor. Hal-hal seperti itu yang saat ini sedang terus dibenahi agar kesejahteraan petani di Tanah Air bisa meningkat. (nto)