Pemuda Utara Tuntut Yasonna Minta Maaf
Porosberita.com, Jakarta – Sekelompok masyarakat yang tergabung dalam Pemuda Utara menggelar aksi unjukrasa di depan Kantor Kementerian Hukum dan HAM (Kemenkumham) di kawasan rasuna Said, Kuningan, Jakarta, Jumat (17/1/2020).
Mereka menuntut Menkumham, Yasonna Laoly meminta maaf kepada seluruh warga Jakarta Utara terkait pernyataannya yang dianggap merendahkan martabat anak-anak Jakarta Utara.
“Kami minta agar Pak yasonna segera meminta maaf kepada seluruh warga jakarta Utara khususnya anak-anak yang lahir dan besar di Jakarta Utara. Pernyataan Pak Yasonna bahwa anak Menteng lebih baik daripada anak Priok itu sangat merendahkan kami,” tandas Kemal Abubakar, Ketua Pemuda Utara kepada wartawan usai menggelar aksi.
Untuk diketahui, dalam sambutannya di acara ‘Resolusi Pemasyarakatan 2020 Direktorat Jenderal Pemasyarakatan (Ditjen PAS)’ di Lapas Narkotika Kelas IIA Jatinegara, Jakarta, Kamis (16/1/2020), Yasonna menyinggung soal kejahatan yang lebih banyak di daerah miskin.
Selanjutnya, Yasonna mencontohkan dua anak yang lahir dan besar di dua kawasan yang berbeda, yakni Menteng dan Tanjung Priok. Ia meyakini jika anak yang lahir dari kawasan Tanjung Priok yang terkenal keras dan sering terjadi tindak kriminal akan melakukan hal serupa di masa depan.
“Yang membuat itu menjadi besar adalah penyakit sosial yang ada. Itu sebabnya kejahatan lebih banyak terjadi di daerah-daerah miskin. Slum areas (daerah kumuh), bukan di Menteng. Anak-anak Menteng tidak, tapi coba pergi ke Tanjung Priok. Di situ ada kriminal, lahir dari kemiskinan,” sebut Yasonna seperti dikutip dari detik.com.
Lebih lanjut Kemal menyatakan pihaknya sangat menyayangkan munculnya pernyataan Yasonna itu. Apalagi, Yasonna seorang Menteri yang berpendidikan tinggi. Sangat tidak etis membandingkan Tanjung Priok di Jakut dengan Menteng di Jakpus.
“Pak Yasonna kan seorang Menteri Hukum dan HAM, beliau bergelar profesor. Kalau kami baca rekam pendidikanya, beliau sempat kuliah di luar negeri. Kok pernyataannya kayak orang tidak berpendidikan dan cenderung provokatif. Ini bahaya buat persatuan dan kesatuan bangsa yang selama ini diharapkan Presiden Jokowi. Presiden dan seluruh rakyat Indonesia termasuk kami di Tanjungpriok ini sama dalam semangat menjaga NKRI. Kok Menkumham justru jadi provokator dengan mengkotak-kotakkan warganya?. Ada apa dengan Menkumham?,’ cetus Kemal.
Kemal menambahkan, pernyataan Yasonna itu tidak hanya merendahkan martabat dan mengancam persatuan, tapi juga bisa menjadi kendala bagi anak-anak Jakut yang ingin mencari kerja. Sebab, akan muncul citra negatif bagi semua pihak terhadap anak-anak Jakut.
“Ini merusak citra anak-anak Jakut dan bisa menyulitkan saat mencari kerja. Sebab, citra sebagai anak-anak yang lahir dari daerah kriminal tentu tidak akan diterima bekerja. Kalau sudah begitu, apakah Pak Yasonna mau tanggungjawab?,” tegas Kemal. Untuk itu, Kemal meminta agar Yasonna segera meminta maaf kepada seluruh warga Jakut dan tidak mengulangi lagi pernyataannya. “Kalau Pak yasonna tidak minta maaf, kami akan turun dengan jumlah massa lebih banyak dan meminta agar Presiden Jokowi mencopot