Sekjen MUI : Seharusnya Umat Islam Dominasi Orang Terkaya
Porosberita.com, Jakarta – Majelis Ulama Indonesia (MUI) menyatakan seharusnya Umat islam mendominasi jajaran orang terkaya di indonesia. Karena, mayoritas penduduk Indonesia beragama Islam.
Nyatanya, sembilan dari sepuluh orang paling kaya di Indonesia bukan pemeluk agama Islam. fakta ini menjadi bukti lemahnya umat Islam di Indonesia dalam menguasai sektor bisnis dan ekonomi.
“Data ini jelas menunjukkan adanya ketidakadilan proporsional. Semestinya secara proporsional dari 10 orang terkaya di negeri ini, 9 orang adalah beragama Islam,” jelas Sekretaris Jenderal MUI Anwar Abbas dalam rilisnya di Jakarta, Jumat (31/1/2020).
Diketahui, pada tahun 2019, Forbes melansir jajaran 10 orang terkaya Indonesia masing-masing ditempati oleh Hartono bersaudara (US$37,3 miliar), Keluarga Widjaja (US$9,6 miliar), Prajogo Pangestu (US$7,6 miliar), dan Susilo Wonowidjojo (US$6,6 miliar).
Posisi berikutnya, Sri Prakash Lohia (US$5,6 miliar), Antoni Salim (US$5,5 miliar), Tahir (US$4,8 miliar), Boenjamin Setiawan (US$4,35 miliar), Chairul Tanjung (US$3,6 miliar), dan Jogi Hendra Atmadja (US$3 miliar).
Atas fakta itu, Anwar menyatakan umat Islam tidak boleh membenci umat agama lain. Tapi, semestinya dijadikan pelajaran untuk lebih giat di sektor ekonomi dan bisnis.
Anwar pun mengingatkan pesan Imam Syafi’i ‘man jadda wa jadda’, yang berarti siapa yang bersungguh-sungguh maka akan dapat. Menurutnya prinsip itu yang menjadi pegangan para orang terkaya di Indonesia.
Untuk itu, Anwar berharap ormas Islam harus mampu lebih memberi semangat muslim dalam menjalankan bisnis dan ekonomi. Misalnya PBNU yang bisa memacu semangat muslim dengan mengeluarkan Resolusi Jihad Jilid 2.
Dia mengenang Resolusi Jihad pada 22 Oktober 1945 yang mampu melecut semangat pejuang kemerdekaan, terutama pada pertempuran di Surabaya, 10 November 1945. Anwar berharap PBNU bisa menerbitkan Resolusi Jihad Jilid 2 guna memerangi ketimpangan. (nto)