Thu. Apr 18th, 2024

Ventilator Covent-20 Buatan UI Lulus Uji Produk

Ventilator Covent-20 Buatan UI Lulus Uji Produk

Porosberita.com, Jakarta – Ventilator Covent-20 buatan Universitas Indonesia (UI) dinyatakan lulus uji produk di Balai Pengamanan Fasilitas Kesehatan (BPFK) Jakarta. Covent-20 adalah ventilator transport lokal rendah biaya berbasis sistem pneumatic dinyatakan lulus pada 29 April 2020.

Ventilator Covent-20 adalah satu dari sejumlah inovasi yang sedang dikerjakan dari sejumlah kampus, institusi, dan juga swasta di bawah koordinasi Kementerian Riset dan Teknologi.

Ketua Tim Ventilator UI, Basari, melalui keterangan tertulis, Jumat (1/5/2020) menjelaskan Covent-20 dijadwalkan untuk proses pra-uji klinis dengan hewan percobaan di Indonesian Medical Education and Research Institute, Fakultas Kedokteran UI. Setelah itu uji klinis di rumah sakit yang ditunjuk, serta produksi dengan mitra industri.

Tim Ventilator UI merupakan kolaborasi dari para peneliti di Fakultas Teknik UI, Fakultas Kedokteran UI, Rumah Sakit UI (RSUI), Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Jakarta II Jurusan Teknik Elektromedik dan RSUP Persahabatan Jakarta, serta didukung perusahaan kalibrasi alat kesehatan PT Medcalindo. Inovasi karya UI ini diharapkan mampu memenuhi kebutuhan ventilator rumah sakit di Indonesia.

Pada tahap awal nanti, kata Basari, UI menyatakan siap memproduksi seribu unit ventilator itu dalam satu bulan. “Kami sangat bersyukur ventilator yang kami kembangkan ini akhirnya dapat dinyatakan lulus uji untuk dua mode ventilasi,” kata Ketua Tim Ventilator UI, Basari, melalui keterangan tertulis, Jumat (1/5/2020).

Menurutnya, ventilator multimode Covent-20 akan sangat membantu petugas medis dalam menangani pasien berstatus dalam pengawasan maupun positif COVID-19. Alat bisa digunakan sepanjang di perjalanan dengan mobil ambulans maupun sesampainya di Instalasi Gawat Darurat (IGD) rumah sakit.

Lebih lanjut Basari menjelaskan, Covent-20 adalah Mode Continuous Positive Airway Pressure (CPAP). Alat ini digunakan untuk pasien PDP yang masih sadar. “Jadi hanya perlu dibantu diberikan oksigen ke paru-paru dengan tekanan positif, dan setiap napas dimulai dan dihentikan oleh pasien sendiri dengan volume tidal dan laju pernapasan yang ditentukan oleh mekanisme pernapasan mereka.” Kata Basari yang juga Ketua Program Studi Teknik Biomedik di Fakultas Teknik UI.

Covent 20, kata Basari, berbeda dengan Mode Continuous Mandatory Ventilation (CMV) yang digunakan untuk pasien hilang kesadaran dengan gejala pneumonia yang mengalami kesulitan pernapasan. Pada ventilator ini, “Perlu dikontrol oleh mesin (time-triggered),” kata Basari.

Sementara Rektor UI, Ari Kuncoro menjelaskan biaya pembuatan Covent-20 lebih rendah bila dibandingkan dengan tipe ventilator transport komersial yang tersedia saat ini. “Covent-20 juga memiliki ventilasi multimode, hemat energi dengan baterai lithium-ion, memiliki bentuknya ringkas dan sederhana, pengoperasian yang mudah, serta menggunakan filter bakteri sehingga aman digunakan untuk pasien.” terangnya.

Ditambahkan Dekan Fakultas Teknik UI, Hendri D.S. Budiono mengungkapkan saat ini pihaknya tengah menyiapkan kerjasama lini produksi dengan beberapa perusahaan sebagai mitra fabrikasi utama, antara lain PT Graha Teknomedika, PT Indofarma dan PT Pindad.

“Selain itu juga kami juga bermitra dengan beberapa perusahaan lokal untuk supply chain komponen ventilator ini,” katanya. (sur)

About Author