AHY Kirim Surat ke Jokowi Soal Dugaan Manuver Pejabat Ingin Rebut Demokrat
Porosberita.com, Jakarta – Partai Demokrat sedang ‘digoyang’. Sejumlah kader, mantan kader hingga pejabat tinggi negara sedang bermanuver untuk merebut partai besutan Susilo Bambng Yudhoyono (SBY) yang kini digawangi putera mahkota Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) tersebut.
Adalah Ketua Umum Partai Demokrat AHY sendiri yang menyebut adanya dugaan manuver dari sejumlah pihak yang ingin mengambil paksa posisinya.
Adapun pihak dimaksud, yakni ada lima pihak yang berstatus kader, eks kader, hingga pejabat pemerintah. Rinciannya, satu kader aktif Partai Demokrat, satu kader yang sudah 6 tahun tak aktif, satu mantan kader yang diberhentikan sejak 9 tahun lalu akibat kasus korupsi, dan seorang mantan kader yang berhenti dari Demokrat 3 tahun lalu.
Untuk itu, AHY pun berinisiatif untuk meminta konfirmasi langsung kepada Presiden Jokowi ikhwal dugaan keterlibatan petinggi negara.
“Sedangkan non kader partai adalah seorang pejabat tinggi pemerintahan, yang sekali lagi, sedang dimintakan konfirmasi dan klarifikasi kepada Presiden Joko Widodo,” kata AHY dalam konferensi persnya di Kantor DPP Partai Demokrat, Jakarta, Senin (2/1/2021).
Sayangnya, AHY tak mau menyebut secara pasti nama-nama orang yang sedang bermanuver itu. AHY pun mengaku mendapatkan laporan sekitar 10 hari lalu dari pimpinan dan kader partai Demokrat.
AHY juga menilai manuver itu dilakukan secara sistematis karena sudah melibatkan pihak luar. Langkah-langkah yang dilakukan untuk menggusur AHY dari pucuk pimpinan dengan mengajak melakukan pertemuan langsung maupun via telepon.
“Para pimpinan dan kader Demokrat yang melapor kepada kami tersebut, merasa tidak nyaman dan bahkan menolak ketika dihubungi dan diajak untuk melakukan penggantian Ketum Partai Demokrat,” jelas AHY.
AHY mengungkapkan, para pelaku akan mengambilalih partai lewat Kongres Luar Biasa (KLB). Setelah mengambil alih Demokrat, selanjutkan akan dijadikan kendaraan untuk mencalonkan diri dalam Pemilu Presiden 2024.
“Berdasarkan penuturan saksi dalam berita acara pemeriksaan, untuk memenuhi syarat dilaksanakannya KLB. Pelaku gerakan menargetkan 360 orang para pemegang suara, yang harus diajak dan dipengaruhi, dengan imbalan uang dalam jumlah yang besar,” ungkapnya.
Para pelaku, lanjut AHY, tampaknya merasa yakin dengan manuver yang dijalankan. Sebab, mereka mengklaim telah mendapatkan dukungan sejumlah petinggi negara lainnya.
Meski begitu, AHY sendiri tetap yakin manuver yang dilakukan itu tidak akan berhasil. Sebab, para pejabat tinggi negara yang diduga lingkaran dekat Jokowi tidak akan memberikan dukungannya. (wan)