Warga Minang Salat Ghaib di Monas
Porosberita.com, Jakarta – Sejumlah orang yang tergabung dalam Forum Awak Minang (FAM) melaksanakan salat Gaib di Taman Monas, Rabu (2/10/2019).
Salat Ghaib dilakukan untuk mendoakan masyarakat Minang yang jadi korban meninggal dalam kerusuhan di Wamena, Papua.
Aksi protes juga dilontarkan FAM yang mengusung delapan tuntutan terhadap pemerintah dalam menanggapi kisruh masyarakat Minang di Papua yang telah memakan korban. Salah satu tuntutan itu adalah untuk mencabut gelar adat sako dari Gubernur Papua Lucas Enembe dan juga Kapolri Tito Karnavian.
Selain itu, FAM juga menuntut agar pemerintah segera membentuk tim tanggap darurat dalam menyelesaikan kasus yang terjadi di Wamena, serta mengusut tuntas pelaku ke Mahkamah Internasional.
Koordinator FAM, Firdaus Nuzula mengungkapkan akibat kerusdn di Papua, setidaknya terdapat 1.300 masyarakat Minang yang masih mengungsi di wilayah Papua.
Atas peristiwa tersebut, Firdaus mengecam tindakan-tindakan di luar kemanusiaan yang terjadi di Papua selama ini.
“Kami meminta pemerintah menanggung seluruh kerugian materil dan imateril dari masyarakat Minangkabau di Papua,” kata Firdaus kepada wartawan setelah melaksanakan salat.
Firdaus juga meminta agar pemerintah dapat mewujudkan kedamaian, ketenangan dan perlakuan adil terhadap rangkaian peristiwa yang terjadi.
Pihaknya menilai pemerintah lalai dalam melakukan antisipasi konflik. “Kami tidak mau orang Minangkabau dan etnis lainnya dibunuh denga cara keji, tanpa pertanggungjawaban Negara,” imbuhnya.
Dari sejumlah kabar yang dihimpun, sebanyak 10 perantau Minang meninggal dalam kerusuhan di Wamena. Delapan jenazah dipulangkan ke kampung halaman dan dua jenazah dimakamkan di Papua. (wan)