Meski Kecewa Terhadap Aparat Pulogadung, GL-PRO 08 Siap Bantu PKL
Porosberita.com, Jakarta – Puluhan Pedagang Kaki Lima (PKL) yang berjualan di sekitar kampus Universitas negeri Jakarta (UNJ) di jalan Pemuda, Rawamangun, Jakarta Timur mengaku diperlakukan semena-mena oleh aparat Kecamatan Pulogadung. Untuk itu, Gerakan Laskar Prabowo 08 (GL-Pro 08) yang merupakan relawan Anies akan membantu mencarikan solusi.
PKL mengungkapkan, sejak gelaran Asian Games pada September 2018 lalu, mereka sudah tidak diperbolehkan lagi berdagang di depan Kampus UNJ. Padahal, mereka sudah berdagang disana sejak puluhan tahun lalu. “Kami dagang di depan Kampus UNJ sejak 1990-an, tapi waktu Asian Games pihak kecamatan meminta kami berhenti sementara. Nyatanya, setelah Asian Games selesai sampai sekarang malah ga boleh dagang lagi,” kata salah satu PKL, Joko Hadi Waluyo usai bersilaturahmi dengan jajaran pengurus GL-Pro 08 pada Minggu (29/12/2019) malam di Markas GL-Pro 08 di kawasan Menteng, Jakarta Pusat.
Joko melanjutkan, sejak dilarang berdagang oleh aparat Satpol PP Kecamatan Pulogadung, maka praktis keluarga para PKL kesulitan keuangan. Sebab, menjadi PKL menjadi satu-satunya tumpuan ekonomi keluarga. “Kami ga tau mau gimana lagi pak. Kawan-kawan PKL yang jumlahnya sekitar 30 pada ngeluh anak-anak mau bayaran sekolah dan kebutuhan sehari-hari tapi kami ga ada uang. Mau dagang, kami diusir dan dagangan kami diangkut Satpol PP,” ujar Joko sambil mengusap air matanya.
“Kami bukan pelaku kriminal., kami cari makan halal. Kalau memang kami melanggar aturan, maka tolong beri solusi. Kami taat dan patuh pada pemerintah, makanya tolong beri solusi. Kami pernah coba minta bertemu Pak Camat, Bambang Pangestu. Tapi, beliau tidak memberi jawaban. Malah kami diusir dan dilarang dagang lagi tanpa solusi,” jelasnya.
Menanggapi keluhan para PKL tersebut, Ketua Umum GL-Pro 08 Jimmy CK mengungapkan rasa kecewa dengan perlakuan aparat kecamatan Pulogadung terhadap para PKL tersebut.
“Terus terang, kami kecewa dengan perlakuan aparat Kecamatan Pulogadung yang semena-mena dengan para PKL. Seharusnya, aparat membina pedagang kecil dan bukannya di ‘matikan’. Saya yakin, masalah seperti ini tidak diketahui Pak Anies dan tentu kami akan laporkan kepada beliau sebagai bentuk komitmen kami mengawal kebijakan Gubernur DKI. Kami relawan yang berjuang mendukung Pak Anies sejak Pilkada 2017 lalu, memiliki kewajiban moral untuk membantu mewujudkan harapan besar Pak Anies, yakni memajukan kotanya dan bahagiakan warganya,” tegas Jimmiy yang didampingi Sekjen GL-Pro -08, Salatanning.
Meski begitu, Jimmy optimis ada solusi terbaik bagi semua pihak. Sebab, selama ini para PKL dan pedagang kecil lainnya yang merupakan warga Ibukota menjadi andalan Pemprov DKI untuk membanguan perekonomian Ibukota.
“Insha Allah, saya yakin ada solusi. Kalau semua mau duduk bersama cari solusi. Para pedagang bisa kembali berjualan tanpa harus melanggar ketentuan. Sebab, biar bagaimanapun, para PKL itu kan warga Ibukota juga yang berhak mencari rezeki halal. Dan, tugas Pemprov DKI untuk membina mereka,” pungkasnya. (nto)