Wed. Dec 11th, 2024

DPR AS Tuding NSA dan CIA Sembunyikan Data Pemakzulan Trump

Porosberita.com, Jakarta – Ketua Komite Intelijen Dewan Perwakilan Amerika Serikat, Adam Schiff, menuding lembaga intelijen seperti Badan Keamanan Nasional (NSA) dan Badan Intelijen Pusat (CIA) berupaya menyembunyikan sejumlah dokumen yang dapat membantu penyelidikan pemakzulan Presiden Donald Trump. Diduga kuat hal itu adalah tekanan dari pemerintah.

“Mereka (CIA-NSA) tampaknya menyerah pada tekanan dari pemerintah,” ucap Schiff saat diwawancarai ABC pada Minggu (19/1/2020).

Schiff menuturkan NSA secara khusus menahan sejumlah dokumen yang dianggap berpotensi sangat membantu penyelidikan DPR AS terkait pemakzulan Trump. Selain NSA, politikus Partai Demokrat itu juga mengatakan ada tanda-tanda bahwa CIA juga melakukan hal yang sama.

Dalam wawancara itu, Schiff juga ditanya soal laporan media lokal AS yang menyebut bahwa para pejabat intelijen mendorong DPR dan Senat untuk membatalkan pernyataan publik tahunan AS tentang ancaman keamanan dunia setelah tahun lalu Trump mengecam penilaian atas Korea Utara, Iran, dan Negara Islam (ISIS).

Schiff menjawab laporan itu terlalu akurat dan mengisyaratkan bahwa pejabat intelijen tidak sependapat dengan Trump terkait risiko keamanan yang dihadapi AS.

“Komunitas intelijen enggan melakukan dengar pendapat terbuka, sesuatu yang telah kami lakukan setiap tahun sebelum pemerintahan Trump, karena mereka khawatir akan membuat marah presiden,” kata Schiff seperti dikutip Associated Press.

Sementara itu, komunitas intelijen AS membantah tudingan-tudingan Schiff. Asisten Direktur Komunikasi Strategis Intelijen Nasional AS, Amanda Schoch, mengatakan komunitas intelijen berkomitmen untuk memberi Kongres informasi dan intelijen yang diperlukan untuk menjalankan peran pengawasan.

“Komunitas intelijen siap bekerja dengan itikad baik bersama Komite Tetap Permanen DPR tentang intelijen untuk menanggapi permintaan berbagai topik dan akan terus melakukannya,” kata Schoch.

Sidang lanjutan untuk pertama kalinya pada Selasa (21/1) besok. Trump dijerat dugaan penyalahgunaan kekuasaan sebagai presiden untuk menekan Ukraina. Ia juga didakwa berupaya menghalangi penyelidikan Kongres terkait pemakzulannya dengan menekan lembaga-lembaga pemerintah untuk tidak bersaksi di depan parlemen.

Trump akan diwakilkan oleh tim kuasa hukumnya dalam sidang besok. Ia menganggap sidang besok di luar konstitusi dan berbahaya. Demikian dilansir CNN Indonesia.com. (nto)

About Author