Kinerja Keuangan Pertamina Sepanjang 2019 Buruk
Porosberita.com, Jakarta – PT Pertamina (Persero) mengaku kinerja keuangannya sepanjang tahun 2019 buruk. Hal itu tergambar dari posisi laba bersih yang diprediksi mengalami penurunan hingga 15,99 persen dibandingkan tahun 2018 lalu.
Direktur Perencanaan Investasi dan Manajemen Risiko Pertamina Heru Setiawan menerangkan laba bersih perusahaan diprediksi turun 15,99 persen dari US$2,5 miliar pada 2018 atau Rp33,985 triliun (kurs Rp13.594 per dolar AS) menjadi US$2,1 miliar pada 2019 atau setara Rp28,547 triliun.
Meskipun, lanjut Heru, prediksi itu merupakan prognosa perseroan. Sebab, laporan keuangan tahun buku 2019 belum diaudit oleh Kantor Akuntan Publik (KAP). “Memang angka 2019 adalah angka prognosa kami, karena ini belum diaudit, jadi ada banyak asumsi maupun diskresi yang belum diaudit,” katanya di Komisi VI DPR, Senin (3/2/2020).
Menurutnya, prediksi penurunan laba tersebut tak lepas dari berkurangnya pendapatan perseroan. Tercatat, pendapatan turun 9,49 persen dari US$57,9 miliar menjadi US$52,4 miliar.
Berkurangnya pendapatan akibat penurunan harga minyak mentah Indonesia (ICP) sepanjang 2019. Pada 2018 ICP sebesar US$67,5 per barel lalu turun menjadi US$62,3 per barel di 2019.
Dicontohkan realisasi ICP tahun lalu yang juga lebih rendah dari target pemerintah dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2019 yaitu US$70 per barel. Sementara, asumsi APBN 2020, pemerintah mengerek turun ICP di level US$63 per barel.
Adapun pendapatan sebelum bunga, pajak, depresiasi, dan amortisasi (EBITDA) perseroan turun 10,86 persen dari US$9,2 miliar menjadi US$8,2 miliar di 2019.
“Sedangkan sset ikut tertekan 1,39 persen dari US$64,7 miliar menjadi US$63,8 miliar. Kinerja investasi perseroan juga merosot dari US$5,4 miliar menjadi US$4,2 miliar,” terang Heru. (nto)