Maskapai Australia Qantas Rumahkan 20 Ribu Karyawan
Porosberita.com, Jakarta – Maskapai terbesar Australia Qantas merumahkan 20 ribu pekerja seiring penurunan pangsa rute luar negeri. Mulai akhir Maret, perusahaan menghentikan sementara seluruh penerbangan internasional hingga 2 bulan ke depan karena wabah virus corona.
CEO Qantas Alan Joyce menerangkan kebijakan itu diambil setelah pemerintah Australia meminta seluruh perjalan ke luar negeri dibatalkan untuk menekan penyebaran covid-19.
“Upaya untuk menahan penyebaran virus corona telah menyebabkan merosotnya permintaan perjalanan. Ini memaksa kami untuk menangguhkan 20 ribu staf dari 30 ribu staf kami,” kata Joyce seperti dikutip dari AFP, Kamis (19/3/2020).
Langkah tersebut turut mempengaruhi anak maskapai Qantas, Jetstar. Pada awal pekan ini Qantas mengumumkan pemangkasan penerbangan luar negeri hingga 90 persen sementara maskapai saingan seperti Virgin Australia sudah lebih dulu mendaratkan seluruh armada internasionalnya.
Untuk penerbangan domestik, Qantas masih mempertahankan 60 persen layanan mereka sementara Virgin Australia hanya mempertahankan setengah jadwal penerbangan domestik.
Australia melaporkan lebih dari 700 kasus positif dengan angka infeksi terus melonjak setiap harinya dengan catatan 7 kasus kematian. Pemerintah Australia menyebut mayoritas dari kasus baru berasal dari mereka yang pulang dari luar negeri atau memiliki riwayat kontak dengan masyarakat luar.
Pada Rabu (18/3), Perdana Menteri Scott Morrison mengumumkan keputusan yang belum pernah terjadi sebelumnya yaitu menyarankan seluruh warga negaranya untuk tak melakukan perjalanan ke luar negeri.
Dia juga memerintahkan penghentian sementara aktivitas kapal pesiar ke dalam dan ke luar negeri, melarang pertemuan terbuka yang melebihi 500 orang dan pertemuan tertutup yang melebihi 100 orang.
Namun Scott tidak memerintahkan penutupan sekolah atau institusi lainnya seperti yang dilakukan di berbagai negara terinfeksi covid-19.
Sementara, negara bagian pulau Tasmania mengumumkan seluruh penumpang yang tak memiliki kebutuhan mendesak harus mengkarantina diri selama 14 hari setibanya di Tasmania.
Langkah yang diumumkan pada Kamis (19/3) tersebut merupakan yang pertama diterapkan di negara bagian Australia. Tasmania, negara bagian yang terpisah dari benua kesatuan Australia, telah mengkonfirmasi 10 kasus virus corona di antara 500 ribu populasi yang ada. Demikian dilansir dari CNN Indonesia.com. (nto)