Fri. Jul 11th, 2025

Istana Beri Sinyal Pertahankan Masuknya 500 TKA China ke Konawe, Sultra

Porosberita.com, Jakarta – Sebanyak 500 Tenaga Kerja Asing (TKA) asal China yang selama ini mendapat penolakan di Tanah Air tampaknya akan tetap dipekerjakan di pabrik pengolahan dan pemurnian mineral atau smelter di Morosi, Kabupaten Konawe, Sulawesi Tenggara.

Pihak Istana menegaskan 500 TKA China lebih diprioritaskan di pabrik tersebut, karena tenaga kerja lokal tidak memiliki keahlian khusus menginstalasi pabrik smelter.

melalui keterangan tertulis, 500 TKA China itu didatangkan karena mempunyai keahlian

“Penggunaan tenaga kerja dari luar ini terpaksa dilakukan oleh perusahaan karena tenaga kerja lokal belum mempunyai keahlian dalam memasang instalasi. Jika instalasi selesai, pabrik pengolahan dan pemurnian ini bisa menyerap 3.000 tenaga kerja lokal,” kata Juru Bicara Presiden Bidang Hukum Dini Purwono melalui keterangan tertulis, Senin (11/5/2020).

Menurut Dini, pihak perusahaan menargetkan 500 TKA ini hanya akan bekerja maksimal enam bulan dan setelah instalasi selesai mereka kembali ke negara asal. Selama bekerja, TKA asal China itu juga diminta mentransfer keahlian mereka kepada tenaga kerja lokal.

Untuk itu, lanjutnya, Kemenaker tengah berkoordinasi dengan Gubernur dan DPRD Sulawesi Tenggara untuk mencari solusi terbaik agar para TKA China ni bisa tetap bekerja di Indonesia.

“Jadi saling koordinasi karena di satu sisi upaya pencegahan Covid-19 ditegakkan, dan di sisi lain proyek yang bisa menyerap 3.000 tenaga kerja lokal ini juga bisa berjalan karena menyangkut penghidupan banyak orang,” jelasnya.

Dikatakan Dini, sejauh ini para TKA China itu belum masuk ke Indinesia. Saat ini, baru pada tahap menyetujui permintaan Rencana Penggunaan TKA China yang diajukan oleh dua perusahaan.

Para TKA China, kata Dini, tetap diwajibkan mengikuti rangkaian tes dan protokol kesehatan untuk memastikan bebas virus Covid-19.

Sebelumnya, sejumlah penolakan masyarakat khususnya di Sultra terhadap masuknya 500 TKA China. Alasanya, ledaangan WNA China akan mengambil porsi pekerjaan warga lokal. Sehingga, akan banyak WNI yang kehilangan pekerjaannya saat krisis corona. Selain itu, kedatangan warga asing akan berpotensi menularkan virus corona.

Lantaran itu pula, Pemprov dan DPRD Sultra menolak keras rencana pemerintah pusat yang ingin mendatangkan 500 TKA asal China ke wilayahnya. (wan)

About Author