Pemerintah Pusat Persilahkan Pemda di Zona Kuning Buka Belajar Tatap Muka Langsung

Porosberita.com, Jakarta – Pemerintah memutuskan untuk mulai membuka proses belajar tatap muka di sekolah-sekolah yang berada di zona kuning Covid-19. Meski begitu, keputusan akhir apakah sekolah akan dibuka atau tidak akan diserahkan kepada pemerintah daerah masing-masing.
“Kalau lihat peta per tanggal 2 Agustus, maka ada 163 zona kuning yang kiranya nanti ini akan bisa dilakukan kegiatan belajar tatap muka,” kata Ketua Satuan Tugas Penanganan Covid-19, Doni Monardo, dalam konferensi pers Jumat, (7/8/2020).
Meski begitu, lanjut Doni, keputusan akhir apakah sekolah akan dibuka atau tidak akan diserahkan kepada pemerintah daerah masing-masing. Selain itu, sekolah dan orang tua murid juga bisa ikut menjadi pertimbangan untuk memutuskan pelaksanaan belajar tatap muka.
Begitupun dengan penerapannya di zona hijau Covid-19. Sebab, pemerintah daerah lebih memahami situasi di daerah masing-masing.
Disisi lain, Doni mengaku bahwa penerapan pembelajaran jarak jauh banyak masalah. Mulai dari kurangnya pengawasan, kurangnya efektifnya pembelajaran, hingga psikologis anak yang terdampak. Begitupun nantinya kegiatan tatap muka juga punya masalah sendiri.
Karena itu, kedua persoalan ini harus mampu dicarikan solusi terbaik sehingga para siswa aman dalam mengikuti kegiatan belajar.
Sementara, Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Muhadjir Effendy, mengatakan keputusan ini sesuai dengan arahan dari Presiden Joko Widodo dalam rapat terbatas (Ratas) pada 5 Agustus 2020 lalu.
Dalam Ratas tersebut, Jokowi meminta pelonggaran terhadap sistem pembelajaran di tengah pandemi Covid-19. “Akan tetapi saya ingatkan, ketika kita berani ambil resiko untuk lakukan kegiatan ini maka kita harus hati-hati meningkatkan kewaspadaan agar keselamatan para siswa para guru dan semua pihak terjamin. Dan hendaknya segera dilaporkan apabila ada kejadian-kejadian yang tidak dikehendaki, tidak seperti yang diharapkan. Itu saya sampaikan amanah presiden,” jelas Muhadjir. (wan)