Dewan Nasional KEK Setuju Proyek MNC Land dan Trump Jadi KEK
Porosberita.com, Jakarta – Dewan Nasional Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) menyetujui proyek yang digarap MNC Land yang merupakan grup usaha Hary Tanoesoedibjo bersama mantan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump di Lido Sukabumi, Jawa Barat menjadi Kawasan Ekonomi Khusus.
Dewan Nasional KEK sudah merekomendasikan usulan tersebut kepada Presiden RI. “KEK Lido diharapkan betul-betul bisa mendorong pariwisata di Indonesia. Hasilnya harus jelas, turis ke Jawa Barat juga harus yang berkualitas internasional. Ini harus menjadi yang premium juga dan devisanya pun juga premium,” ujar Ketua Dewan Nasional KEK, Airlangga Hartarto, melalui keterangan resminya, Jumat (12/2/2021).
Dalam keterangannya, Dewan Nasional KEK menyebut pengerjaan proyek itu dilakukan anak usaha grup MNC milik Hary Tanoe, PT MNC Land Tbk (KPIG). MNC Land akan membangun taman bertema (theme park) di atas lahan seluas 100 ha di Lido, Sukabumi, Jawa Barat. Kemudian untuk hotel, vila, dan kondominium dibangun di atas lahan seluas 300 ha.
MNC Land menggandeng mitra kerja dari luar negeri yakni Donald Trump untuk membangun hotel, vila, dan kondominium.
Airlangga mengatakan keberadaan theme park di KEK Lido akan meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan nusantara dan wisatawan mancanegara hingga mencapai 63,4 juta orang sampai 2038.
Sementara inflow devisa dari wisatawan mancanegara dan penghematan outflow devisa dari wisatawan dalam negeri dapat mencapai US$4,1 miliar selama 20 tahun.
Selain itu, kata Airlangga, Dewan Nasional KEK juga menyetujui pembentukan KEK JIIPE di Gresik, Jawa Timur. KEK ini diproyeksikan akan mampu menghadirkan investasi senilai US$16,9 miliar dengan serapan tenaga kerja mencapai 199.818 orang pada saat beroperasi penuh.
KEK JIIPE direncanakan untuk pengembangan bisnis industri metal, elektronik, kimia, energi, dan logistik.
Menurut Airlangga, hasil produksi pelaku usaha di dalam KEK JIIPE diproyeksikan akan mampu memberikan kontribusi ekspor sebesar US$10,1 miliar per tahun ketika beroperasi penuh, serta substitusi impor pada produk industri metal dan kimia.
“Pengusul KEK JIIPE menyatakan kesiapannya melalui ketersediaan infrastruktur wilayah dan kawasan, serta telah adanya komitmen dari anchor investor untuk mengembangkan smelter tembaga di dalam lokasi KEK,” katanya. (nto)