Fri. Oct 25th, 2024

Dukung Palestina, Anggota DPR AS Kena Sanksi

Porosberita.com, Jakarta – Anggota Dewan Perwakilan Amerika Serikat Rashida Tlaib menjadi sorotan lantaran lantang menyuarakan pembelaan terhadap Palestina yang masih digempur habis-habisan oleh Israel sejak 7 Oktober lalu. Padahal, AS terus berpihak pada Israel yang ogah melaksanakan gencatan senjata di Jalur Gaza meski korban tewas telah mencapai lebih dari 10.500 orang sejak 7 Oktober lalu. DPR AS bahkan sepakat menjatuhkan sanksi censure atau kecaman terhadap Tlaib karena dianggap menyerukan penghancuran negara Israel dengan menggunakan slogan “from the river to the sea” yang erat dengan dukungan terhadap Palestina. DPR AS menggelar pemungutan suara pada Selasa (7/11/2023) untuk memutus sanksi censure terhadap politikus Partai Demokrat dan perwakilan dari wilayah Michigan itu. Kecaman pemerintah (censure) merupakan sanksi yang berlaku bagi presiden dan anggota Kongres yang tingkatnya satu level di bawah pemecatan. Kecaman pemerintah (censure) merupakan sanksi yang berlaku bagi presiden dan anggota Kongres yang tingkatnya satu level di bawah pemecatan. Sebanyak 234 anggota mendukung usulan pengecaman terhadap Tlaib ini, sementara itu 188 orang menentang gagasan tersebut. Ada 22 anggota DPR dari Partai Demokrat yang bahkan ikut-ikutan mendukung pengecaman Tlaib yang digagas oleh Partai Republik ini. Lantas, siapakah Rashida Tlaib? Tlaib merupakan politikus Partai Demokrat yang telah tiga periode menjadi anggota Kongres AS. Saat ini, perempuan 47 tahun itu menjadi anggota perwakilan dari daerah Michigan. Melansir Al Jazeera, Tlaib menjadi perempuan keturunan Palestina pertama yang menjadi anggota Kongres AS. Tlaib juga menjadi satu dari dua perempuan Muslim pertama yang terpilih sebagai anggota Kongres AS. Satu perempuan Muslim lainnya yang berhasil duduk di jabatan itu ialah Ilhan Oman. Tlaib lahir di Detroit dari keluarga imigran kelas menengah ke bawah. Ia merupakan anak tertua dari 14 bersaudara. Ibu Tlaib ialah kelahiran Ramallah, Tepi Barat, dan sang ayah kelahiran Beit Hanina, Jerusalem Timur. Sebelum bermigrasi ke Negeri Paman Sam, ayah Tlaib sempat tinggal di Nicaragua. Tlaib muda meraih gelar sarjana ilmu politik dari Wayne State University pada 1998. Setelah itu, ia melanjutkan studi dengan fokus mengambil jurusan hukum di Thomas M Cooley Law School. Tlaib memulai karir politiknya pada 2004 ketika ia magang di kantor anggota DPRD Michigan Steve Tobocman. Selagi magang, Tlaib pun turut mengambil ujian pengacara pada 2007. Ketika Tobocman menjadi ketua mayoritas di DPRD Michigan pada 2007, ia merekrut Tlaib menjadi salah satu stafnya. Pada 2008, Tobocman mendorong Tlaib untuk mencalonkan diri sebagai anggota DPRD Michigan untuk mengisi kursinya lantaran periode masa jabatan yang akan habis. Tlaib menjadi perempuan Muslim pertama yang menjadi anggota DPRD Michigan pada 2012. Setelah meninggalkan DPRD, Tlaib bekerja di Sugar Law Center, badan hukum probono di Detroit yang menyediakan bantuan hukum untuk buruh. Pada 2018, Tlaib memenangkan satu kursi di DPR AS sebagai perwakilan dari Michigan. Di tahun yang sama, ia juga menjadi keturunan Palestina pertama yang menjadi anggota Kongres AS. (nto/CNNIndonesia.com)

About Author