Fri. Oct 25th, 2024

Rupiah Anjlok, The Fed Kasih ‘Kisi-Kisi’

Porosberita.com, Jakarta – Rupiah melemah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) justru di saat Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) mengalami kenaikan dan sikap wait and see pidato Ketua bank sentral AS (The Fed) Jerome Powell. Dilansir dari Refinitiv, rupiah ditutup di angka Rp15.645/US$ atau melemah 0,13%. Hal ini melanjutkan tren pelemahan kemarin yang juga ditutup melemah 0,58%. Sementara indeks dolar AS (DXY) pada pukul 14.55 WIB naik 0,14% menjadi 105,68. Angka ini lebih tinggi dibandingkan penutupan perdagangan kemarin (7/11/2023) yang berada di angka 105,54. Pergerakan Rupiah vs Dolar AS Hari ini (8/11/2023), Bank Indonesia (BI) mencatat Indeks Keyakinan Konsumen di Indonesia naik pada bulan Oktober 2023. Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) pada Oktober tercatat meningkat menjadi 124,3, lebih tinggi dibandingkan September 2023, yaitu sebesar 121,7. “Survei Konsumen Bank Indonesia pada Oktober 2023 mengindikasikan keyakinan konsumen terhadap kondisi ekonomi meningkat dibandingkan dengan bulan sebelumnya. Hal ini tecermin dari Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) Oktober 2023 sebesar 124,3, lebih tinggi dibandingkan dengan 121,7 pada September 2023,” kata Direktur Departemen Komunikasi BI Nita A. Muelgini dalam keterangan pers, Rabu, (8/11/2023). Sementara itu, Indeks Ekspektasi Konsumen (IEK) juga tercatat meningkat pada seluruh komponen pembentuknya, yaitu pada Indeks Ekspektasi Ketersediaan Lapangan Kerja, Indeks Ekspektasi Kegiatan Usaha, dan Indeks Ekspektasi Penghasilan. “Indeks Kondisi Ekonomi Saat Ini (IKE) dan Indeks Ekspektasi Konsumen (IEK) Oktober 2023 tercatat masing-masing sebesar 114,4 dan 134,2,” kata dia. Kendati IKK mengalami kenaikan, namun nilai mata uang Garuda masih melemah terhadap dolar AS di tengah sikap wait and see perihal pidato Ketua bank sentral AS (The Fed) Jerome Powell yang akan dilangsungkan malam hari ini. Konferensi pada tanggal 8 November akan fokus pada masa lalu, masa kini, dan masa depan divisi ini. Pembicara unggulan termasuk Ketua Powell, Wakil Ketua Jefferson, dan Presiden dan CEO Federal Reserve Bank of New York, John C. Williams. Para pelaku pasar menunggu informasi perihal kebijakan yang akan di ambil The Fed dan menjadi patokan bank sentral negara lainnya untuk mengambil keputusan termasuk investor. Sebagai catatan, The Fed menahan suku bunga acuan untuk kedua kalinya pada awal November ini di level 5,25-5,50%. Di lain sisi, baru-baru ini, anggota The Fed Michelle W. Bowman dan Lorie K. Logan berbicara tentang kebijakan ekonomi AS, menjelaskan pandangan mereka mengenai keadaan ekonomi saat ini dan langkah-langkah di masa depan. Bowman menyatakan bahwa dia mendukung keputusan The Fed untuk mempertahankan suku bunga stabil pada bulan November dan terus memperkirakan kenaikan suku bunga lebih lanjut jika diperlukan. Bowman menyatakan bahwa telah terjadi pengetatan terhadap kenaikan imbal hasil obligasi dan dia siap mendukung kenaikan suku bunga jika perbaikan inflasi terhenti. Dia mengatakan kondisi keuangan telah mengetat sejak September dan tidak jelas bagaimana pengetatan ini akan berdampak pada perekonomian dan inflasi. Bowman menegaskan akan memantau data yang masuk dengan cermat dan kebijakan moneter tidak berada pada jalur yang telah ditentukan. Dia juga menambahkan bahwa suku bunga The Fed terlihat membatasi saat ini. Di sisi lain, Logan mengungkapkan terkejut atas ketahanan perekonomian AS. Dia menyatakan bahwa ada beberapa pendinginan di pasar tenaga kerja dan pertumbuhan upah. Meskipun sebelumnya ada perkiraan akan melambatnya pertumbuhan, dia mengakui bahwa perkiraan tersebut salah. Logan mengingatkan, data inflasi terkini lebih baik, namun data terkini tinggi. Ia berpendapat, angka inflasi menunjukkan tren ke arah 3%, bukan 2%. (nto/CNBCIndonesia.com)

About Author