Fri. Oct 25th, 2024

Kapal Israel Diblokade Pedemo di Australia

Porosberita.com, Jakarta – Ratusan pengunjuk rasa di Australia memblokir jalur pengiriman kargo Israel sebagai bentuk protes terhadap agresi Negeri Zionis di Gaza, Palestina.

Diberitakan The Canberra Times, ratusan pedemo ini memblokir jalan masuk ke galangan kapal Terminal Peti Kemas Internasional Victoria di Melbourne. Mereka mencegah truk-truk mengakses kawasan yang menjadi jalur operasi pelayaran Israel tersebut.

Beberapa demonstran yang terkait dengan kelompok Serikat Buruh untuk Palestina itu bahkan berbaring di jalan sekitar pelabuhan sambil menyelimuti diri dengan bendera Palestina.

Mereka menyerukan gencatan senjata segera dilakukan, genosida di Gaza segera diakhiri, dan mendesak keadilan bagi rakyat Palestina.

Seruan “jaga anak-anak tetap aman” juga digemakan oleh demonstran yang terdiri dari anggota serikat buruh serta orang-orang dari komunitas Palestina dan Yahudi.

Demonstrasi ini sendiri diikuti lebih dari 200 pedemo yang mengibarkan bendera Palestina. Mereka juga memakai atribut yang mendukung kemerdekaan Palestina.

“Mengganggu ZIM (perusahaan pelayaran Israel) adalah kemenangan penting bagi serikat pekerja, pekerja, dan orang-orang biasa di mana-mana, dengan kami berdiri melawan genosida Israel dan pemusnahan etnis Palestina,” kata anggota Unionists Matthew Abbott.

Menurut pengunjuk rasa, ZIM memiliki sejarah panjang dalam mendukung kejahatan perang dan pemusnahan etnis Palestina.

Beberapa warga negara pun tercatat telah melakukan protes serupa di pelabuhan negara masing-masing guna menghalangi kapal-kapal perusahaan ini beroperasi.

Sejumlah pengunjuk rasa di Sydney bahkan sudah merencanakan protes pada Sabtu (11/11/2023) mendatang untuk menolak kedatangan kapal ZIM di Port Botany.

Perdana Menteri New South Wales Chris Minns pun mewanti-wanti warga yang berpartisipasi tentang konsekuensi mengganggu perdagangan yang sah.

“Anda tidak bisa menghentikan perdagangan, Anda tidak bisa menghentikan perdagangan dari entitas bisnis lain di negara bagian, dan Anda tidak boleh menyebarkan ujaran kebencian di jalan-jalan Sydney,” katanya.

Agresi Israel yang berlangsung sejak 7 Oktober lalu memang banyak ditentang masyarakat nyaris di seluruh dunia. Dari Timur Tengah hingga Barat, banyak publik yang protes atas serangan Israel yang menjelma genosida ini.

Lebih dari 10 ribu orang tewas di Gaza, dengan 60 persennya merupakan anak-anak dan perempuan. Jumlah korban tewas imbas serangan Israel ini bahkan melampaui total korban meninggal dunia dalam perang Rusia vs Ukraina yang meletus sejak 2022 lalu. (nto/CNNIndonesia.com)

About Author