Mon. Nov 10th, 2025

Organisasi Bersama dan BNN Gelar Webinar Dalam Rangka Menyambut HUT RI ke 75

Porosberita.com, Jakarta – Dalam rangka memperingati Hari Ulang Tahun (HUT) Kemerdekaan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) Ke75, Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM)  Organisasi Bersama, Badan Narkotika Nasional (BNN) dan didukung PAMEO (Paguyuban Media Online) menggelar webinar bertema  “Membebaskan Anak Bangsa Dari Cengkraman Darurat Narkoba”.

Webinar nasional yang dilaksanakan pada Kamis (13/8/2020) ini diikuti oleh lebih dari 200 Peserta dari berbagai unsur Pemerintah dan masyarakat dari berbagai daerah di seluruh tanah air.

Mayjen Pol. (Purn) Drs. Putera Astaman, Ketua Umum Bersama mengatakan topik webinar tersebut dipilih, mengingat perjuangan anak bangsa yang berupaya membebaskan diri dari bahaya laten narkoba selama puluhan tahun, sementara angkanya justru terus meningkat dari tahun ke tahun.

Menurutnya, dalam peringatan Hari Anti Narkotika Internasional (HANI) tahun 2016, Presiden Jokowi menyatakan bahwa Indonesia sudah dalam kondisi darurat narkoba.

“Dalam HANI tahun 2016 lalu, Presiden mengumandangkan Indonesia perang melawan narkoba,” katanya.

Lebih lanjut, Putera Astaman mengatakan situasi darurat narkoba dibuktikan dengan fakta bahwa narkoba telah merasuk di semua lini, juga pada generasi muda, kalangan mahasiswa, pelajar tingkat SLTA, SMP dan SD, bahkan Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD).

“Narkoba tidak hanya beredar di kota-kota besar tapi telah merasuk sampai ke pelosok desa, sehingga tidak ada satu desa pun yang masih steril dari narkoba. Presiden menyebutkan bahwa anak bangsa yang terjebak sebagai pecandu narkoba berjumlah 5,1 juta orang dan angka kematian akibat penyalahgunaan narkoba,” jelasnya.

Mengcau pada laporan BNN, kata Putera Astaman, setiap hari 40-50 orang generasi muda mati karena narkoba.

Di lain pihak, Komisioner Bidang Kesehatan Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) pada 6 Maret 2018 menyebutkan bahwa dari total 87 juta anak, maksimum 18

tahun, ada 5,9 juta yang tercatat sebagai pecandu. Bahkan, trend ini akan terus mengalami peningakatan, baik modus maupun pola penyebarannya.

“Sementara release Kepala BNN RI Februari 2018 menyebutkan bahwa pengguna narkoba di Indonesia mencapai 6,4 juta orang dan kebutuhan narkoba per-minggu bagi penggunanya mencapai 6 ton,” paparnya.

Menghadapi kejahatan luar biasa ini, lanjutnya, Presiden telah menegaskan perang melawan narkoba, juga mengingatkan kepada seluruh komponen bangsa agar bersinergi. termasuk pesantren, universitas, kementerian, lembaga, Kabupaten/Kota, Propinsi

“Dalam sambutan HANI 2016 tersebut presiden menegaskan agar semua harus bersinergi mulai BNN, Polri, Kementerian, Lembaga, LSM, Masyarakat, semua harus betul- betul melakukan langkah-langkah yang terpadu untuk melawan narkoba, langkah-langkah yang progresif yang mengalahkan kelicikan para pengedar narkoba. Dan tidak kalah penting semua harus menghilangkan ego masingmasing, ego sektoral. Dengan kekuatan dan kecerdasan kita bersama sekali lagi, kita kejar, kita tangkap, kita hajar para pengedar narkoba, baik yang besar, sedang, kecil sampai kita kuatkan lagi jaringan sosial dan budaya yang bisa menjadi benteng mencegah menjamurnya narkoba.” Katanya.

Putera Astaman melanjutkan, laporan BNN pada HANI 2020 bahwa hasil penelitian BNN bekerjasama dengan pusat penelitian masyarakat dan budaya LIPI tahun 2019, trend prevalensi penyalahagunaan narkotika di Indonesia setahun terakhir sebesar 1,80 persen atau setara dengan 3.419.188 orang.

Sedangkan angka prevalensi 2011 sebesar 2,40% atau setara dengan 4.530.000 orang. Dengan demikian tercatat penurunan sekitar 1 juta pecandu.

Sementara di bidang supply reduction BNN bersama Polri berhasil mengungkap 6,9 ton sabu dan 1,36 ton ganja, menggagalkan penyelundupan 2,06 ton dan 17,4 ton narkotika bekerjasama dengan Jabatan Siasatan Jenayah Narkotik Malaysia. Dan sejumlah pengungkapan lain di seluruh tanah air yang hasilnya cukup menggembirakan.

Tantangan dan bahaya narkoba ini belum menurun secara signifikan seperti yang diharapkan oleh kita semua. Masih diperlukan strategi dengan sinergitas implementasi yang lebih terpadu antara Pemerintah dan Masyarakat (NGO).

Pemerintah telah mengeluarkan kebijakan operasional dalam bentuk Inpres Nomor 2 Tahun 2020 tentang Rencana Aksi Nasional P4GN yang perlu dipedomani dan diimplementasikan oleh seluruh komponen bangsa.

Hadir sebagai nara sumber webinar, masing-masing Dra. Yunis Farida Oktoris Triana, M.Si, Deputi Rehabilitasi BNN RI, Komjen Pol. (Purn) Drs. Ahwil Lutan, SH, MM, MBA, Koordinator Staf Ahli BNN, Mayjen Pol. (Purn) Drs. Putera Astaman, dr. Kenansa Anjani Natasha Sylva  Generasi muda Bersama. (wan)

About Author