Sat. Jan 11th, 2025

AS Diledek Gagal Hancurkan Kuba

Presiden Kuba, Miguel Diaz-Canel

Porosberita.com, Jakarta – Presiden Miguel Diaz-Canel membalas cemoohan Presiden Joe Biden dengan mengatakan bahwa upaya Amerika Serikat untuk menghancurkan Kuba terbukti gagal.

“Amerika Serikat gagal menghancurkan Kuba walau sudah mengeluarkan miliaran dollar untuk melakukannya,” ujar Diaz-Canel, sebagaimana dikutip AFP, Jumat (16/7/2021).

Diaz-Canel melontarkan pernyataan ini untuk membalas Biden yang mengatakan bahwa Kuba merupakan negara gagal di tengah gelombang demonstrasi di Havana.

“Kuba sayangnya adalah negara yang gagal dan menindas warganya. Ada beberapa hal yang akan kami pertimbangkan untuk membantu rakyat Kuba. Misalnya, mengirim uang kembali ke Kuba,” kata Biden.

Namun, Diaz-Canel menyatakan bahwa AS lah yang berupaya menghancurkan Kuba dengan menjatuhkan berbagai sanksi. Namun, sekali lagi Diaz-Canel menyatakan bahwa upaya AS itu gagal.

“Negara itu gagal. Untuk memicu amarah sebagian warga, mereka rela menghancurkan 11 juta manusia, mengabaikan keinginan mayoritas rakyat Kuba, Amerika, dan komunitas internasional,” ucap Diaz-Canel.

Ia merujuk pada keputusan AS di bawah pemerintahan Presiden Donald Trump untuk kembali menerapkan embargoperdangan yang sudah sempat dicabut di masa PresidenBarackObama.

Menurut Diaz-Canel, jikga Biden memang benar-benar peduli akan rakyat Kuba, ia seharusnya bisa menangguhkan 243 sanksi yang diterapkan AS terhadap negaranya.

Sejak gelombang demonstrasi muncul di Kuba pada akhir pekan lalu, Biden memang terus menyuarakan dukungannya bagi rakyat negara komunis tersebut.

Para warga Kuba menggelar aksi untuk menuntut Diaz-Canel mundur karena dianggap gagal menangani pandemi Covid-19 sehingga rakyat semakin sengsara.

Guna memutus arus informasi selama rangkaian aksi demonstrasi ini, Kuba dilaporkan sempat memutus jaringan internet dan akses media sosial.

Dalam konferensi persnya, Biden mengatakan bahwa AS sedang mencari cara untuk memulihkan akses internet tersebut.

“Kami sedang mempertimbangkan apakah kami memiliki kemampuan teknologi untuk memulihkan akses itu,” tuturnya. (CNN Indonesia/nto)

About Author