CORE Indonesia : Pengangguran dan Kemiskinan Akan Meningkat Tahun Ini
Porosberita.com, Jakarta – Tingkat pengangguran terbuka (TPT) dan kemiskinan di Indonesia diprediksi akan kembali meningkat. Penyebabnya, lonjakan kasus covid-19 dan pembatasan aktivitas serta mobilitas masyarakat.
Prediksi itu disampaikan Ekonom CORE Indonesia Akhmad Akbar Susamto dalam konferensi pers virtual, Selasa (27/7/2021).
Menurutnya, pada tingkat diperkirakan lajunya akan berada di kisaran 7,15 persen sampai 7,35 persen pada Agustus 2021. Sementara data terakhir mencatat tingkat pengangguran sebesar 6,26 persen pada Februari 2021.
“Jadi situasi Agustus nanti akan lebih buruk, memang selisihnya tidak banyak, tapi secara prinsip terjadi kenaikan,” jelas Akhmad.
Lonjakan kasus covid-19 yang berujung pembatasan, lanjut Akhmad, juga akan menimbulkan pergeseran pasar tenaga kerja dari sektor formal ke informal. Sebab, kondisi pasar kerja saat ini sejatinya sudah bergeser akibat pandemi.
Kondisi itu tercermin dari proporsi tenaga kerja di sektor formal yang berada di kisaran 43 persen sampai 44 persen dari total pekerja di Indonesia pada 2019-2020, kini menjadi 40 persen pada 2021. Sementara proporsi tenaga kerja di sektor informal justru naik dari 56 persen sampai 57 persen pada 2019-2020 menjadi 60 persen pada 2021.
“Saya perkirakan pada Agustus 2021, situasi ini akan menjadi lebih buruk, kurang lebih menjadi 61 persen,” jelasnya.
Akhmad melanjutkan, pada tingkat kemiskinan diperkirakan akan lebih tinggi dari periode sebelumnya, Laju kemiskinan akan naik ke kisaran 10,25 persen sampai 10,45 persen pada September 2021 dari sebelumnya 10,14 persen pada Maret 2021.
Dia menjelaskan, proyeksi tingkat pengangguran dan kemiskinan juga memburuk karena arah kebijakan bantuan sosial (bansos) dan insentif dari pemerintah yang sudah tepat tidak dibarengi dengan implementasi yang baik di lapangan. Dengan begitu, dampak untuk menahan laju kenaikan pengangguran dan kemiskinan juga tidak maksimal.
Di sisi lain, Ekonom CORE Indonesia Mohammad Faisal juga memprediksi pertumbuhan ekonomi akan tertekan pada 2021 ini akibat lonjakan kasus covid-19 dan pembatasan aktivitas masyarakat. Laju perekonomian hanya bisa mencapai kisaran 2,5 persen sampai 3,5 persen.
Menurutnya, proyeksi ini berasal dari tingkat konsumsi rumah tangga yang kemungkinan menurun karena PPKM Level 4. Sementara investasi cenderung moderat, sedangkan ekspor masih punya harapan tumbuh positif karena didukung kenaikan harga komoditas.
Faisal memperkirakan pada kuartal II 2021 ini, ekonomi tumbuh di kisaran 4,5 persen hingga 5,5 persen. Selanjutnya, akan turun terus hingga 3 persen sampai 4,5 persen pada kuartal III dan kuartal IV 2021 nanti. (nto)