Sat. Jan 11th, 2025

Mabes Polri Minta Jajarannya Tak Responsif Terhadap Kritik Pemerintah

Porosberita.com, Jakarta – Mabes Polri memerintahkan jajarannya khususnya di tingkat wilayah agar tidak responsif terhadap kritik yang diarahkan kepada pemerintah. Bahkan, masyarakat dipersilahkan komplain jika ada tindakan polisi yang membungkam kritik, termasuk mural terhadap Presiden Joko Widodo.

Kepala Badan Reserse Kriminal (Kabareskrim) Mabes Polri Komjen Pol Agus Andrianto mengaku Kapolri, Kabareskrim dan Dirtipidsiber telah memberi arahan kepada jajaran agar tidak responsif terhadap kritik yang dilontarkan masyarakat kepada pemerintah.

Karena itu, kata Agus, masyarakat boleh komplain jika menilai ada polisi yang membungkam kritik.

“Komplain saja kalau masih dilakukan,” kata Agus kepada wartawan, Kamis (19/8/2021).

Agus menjelaskan, Presiden Jokowi serta Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo memang tak suka apabila polisi terlalu reaktif menanggapi konten-konten satire terhadap pemerintah.

“Bapak Presiden tidak berkenan bila kita responsif terhadap hal-hal seperti itu,” katanya.

Begitupun dengan penerapan Undang-undang Informasi dan Transaksi Elektronik (ITE) dalam kerja-kerja kepolisian dalam memantau media sosial.

“Demikian juga Bapak Kapolri selalu mengingatkan kita dan jajaran terutama dalam penerapan UU ITE,” ujar Agus.

Menurutnya, kritik sah dilakukan oleh setiap warga negara. Karena yang dilarang adalah  konten berpotensi memecah belah persatuan.

Terhadap konten yang memecah belah persatuan, lanjut Agus, aparat akan melakukan penindakan hukum merujuk pada Surat Edaran Kapolri dan SKB Pedoman Implementasi UU ITE yang ditandatangani oleh Menkominfo, Jaksa Agung dan Kapolri.

“Kritis terhadap pemerintah saya rasa nggak ada persoalan. Namun kalau fitnah, memecah belah persatuan dan kesatuan, intoleran ya pasti kita tangani,” tegas Agus.

Menyinggung soal pernyataan yang menyerang individu, Agus menyatakan yang berhak melaporkan ke aparat adalah korbannya sendiri.

“Menyerang secara individu memang mensyaratkan korbannya yang harus melapor. Khusus dalam hal ini pun, Bapak Presiden juga tidak berkenan Polri reaktif dan responsif terhadap masalah itu,” jelasnya.

Diketahui, beberapa hari terakhir, kepolisian menuai kritik lantaran cenderung responsif terhadap mural satire yang dibuat masyarakat. Ada mural yang dihapus dan pembuatnya diburu.

Salah satunya mural bergambar wajah Presiden Jokowi disertai tulisan 404: Not Found. Mural itu ditutup dengan cat hitam dan pembuatnya tengah dicari.

Tak sampai disitu, polisi juga mengamankan seorang pria di Tuban, Jawa Timur karena mempromosikan baju dengan desain yang mirip dengan mural itu. Namun, pria yang berprofesi sebagai tukang sablon itu telah meminta maaf dan tak diproses hukum. (wan)

About Author