Kostrad Klarifikasi Kabar Diorama G30S PKI Yang Hilang
Porosberita.com, Jakarta – Komando Cadangan Strategis Angkatan Darat (Kostrad) mengklarifikasi kabar dari Mantan Panglima TNI Jenderal (Purn) Gatot Nurmantyo tentang hilangnya diorama Penumpasan G30S PKI di Museum Kostrad.
“Bahwa tidak benar Kostrad mempunyai ide untuk membongkar patung Pak Harto, Pak Sarwo Edhie, dan Pak Nasution yang ada dalam ruang kerja Pak Harto di Museum Dharma Bhakti di Markas Kostrad,” demikian Kapen Kostrad, Kolonel Inf Haryantana, melalui rilis tertulis yang diterima di Jakarta, Senin (27/9/2021).
Kostrad menjelaskan bahwa pada hari Senin, tanggal 30 Agustus 2021, Panglima Kostrad ke-34 Letnan Jenderal TNI (Purn) Azmyn Yusri Nasution didampingi Kaskostrad dan Irkostrad bersilaturahmi kepada Pangkostrad yang bertujuan meminta untuk pembongkaran patung-patung tersebut.
“Bahwa pembongkaran patung-patung tersebut atas keinginan dan ide Letnan Jenderal TNI (Purn) Azmyn Yusri Nasution, karena pada saat menjabat Pangkostrad periode 9 Agustus 2011 sampai dengan 13 Maret 2012 beliau yang membuat ide untuk pembuatan patung-patung tersebut,”
“Letnan Jenderal TNI (Purn) Azmyn Yusri Nasution meminta untuk patung-patung yang telah dibuatnya untuk dibongkar demi ketenangan lahir dan batin, sehingga pihak Kostrad mempersilahkan.” demikian rilis itu.
Kabar raibnya sejumlah patung yang terlibat dalam peristiwa G30S/PLKI itu, awalnya disampaikan Gatot dalam sebuah diskusi webinar yang digelar secara daring pada Minggu (26/9/2021).
Gatot menjelaskan, seharusnya terdapat diorama yang menggambarkan suasana saat 1 Oktober 1965 atau beberapa jam setelah enam Jenderal dan perwira muda TNI AD diculik oleh PKI.
Diorama itu patung Presiden Soeharto saat menjabat sebagai Pangkostrad, lalu Komandan Resimen Para Komando Angkatan Darat (RPKAD) Kolonel Sarwo Edhie Wibowo dan Menteri/Panglima TNI Angkatan Darat Jenderal AH Nasution di ruangan itu.
Gatot menyebut ada bukti komunis masih ada di Indonesia, termasuk di institusi TNI. Dapat dilihat dari hilangnya sejumlah barang di Museum Dharma Bhakti, Markas Kostrad, Gambir, Jakarta Pusat. Menurutnya, barang-barang yang dihilangkan tersebut berkaitan dengan peristiwa penumpasan komunisme di Tanah Air. Termasuk di dalamnya patung Sarwo Edhie, AH Nasution, hingga Soeharto.
“Dan patung itu sekarang sudah bersih,” ujar Gatot. (wan)