China Marah Setelah Pejabat Taiwan Bertemu AS
Porosberita.com, Jakarta – China kembali naik pitam setelah perwakilan Taiwan, Hsiao Bi-khim, bertemu dengan pejabat Kementerian Luar Negeri Amerika Serikat, pada Rabu (13/10/2021).
“Kami mendesak AS agar tak lagi punya ilusi untuk menggunakan Taiwan melawan China,” ujar juru bicara Kedutaan Besar China untuk Amerika Serikat, sebagaimana dikutip media China, CGTN.
Jubir Kedubes China melontarkan pernyataan itu setelah Biro Urusan Asia Timur dan Pasifik Kemlu AS mengunggah foto pertemuan dengan Hsiao.
Dalam foto itu, Hsiao terlihat berjabat tangan dengan Wakil Menlu untuk Urusan Asia Timur dan Pasifik yang baru dilantik, Daniel Kritenbrink.
“Pertemuan dengan perwakilan Taiwan Hsiao kemarin. Komitmen AS atas Taiwan masih kuat, dan saya akan bekerja sama dengan Hsiao untuk memperkuat hubungan kami,” demikian keterangan foto tersebut.
Taiwan News melaporkan bahwa dalam pertemuan tersebut, Hsiao juga memberikan suvenir berupa kotak berisi kue-kue khas Taiwan.
Dalam beberapa tahun belakangan, AS memang terus menunjukkan komitmennya untuk mendukung Taiwan. Tekad tersebut terpantau kian kuat belakangan ini, terutama ketika China memperkuat provokasinya di Selat Taiwan.
Setiap kali militer China melakukan manuver di sekitar Selat Taiwan, AS selalu melansir pernyataan kecaman dan peringatan bahwa aksi Negeri Tirai Bambu tersebut dapat memicu ketegangan.
Tak hanya itu, hampir setiap bulan kapal AS berlayar di Selat Taiwan. AS juga beberapa kali mengajak militer negara lainnya untuk menggelar latihan di dekat Selat Taiwan, yang dianggap sebagai dukungan di tengah provokasi China.
Pada Selasa (5/10/2021), misalnya, AS menggelar latihan militer bersama Inggris dan Jepang di perairan Okinawa, yang terletak di utara Selat Taiwan.
Latihan itu digelar ketika China dan Taiwan sedang tegang. Hampir 150 pesawat China masuk ke zona pertahanan udara Taiwan (ADIZ) pada dua pekan lalu.
Dulu, AS tak pernah secara terang-terangan membela Taiwan. Namun, AS mulai terbuka memasang badan untuk Taiwan pada 2018, ketika mereka meneken Undang-Undang Relasi Taiwan (TRA).
Berdasarkan TRA, AS dapat menjalin hubungan dengan “rakyat Taiwan” dan pemerintahnya, tanpa menjelaskan secara spesifik pemerintahan yang dimaksud.
Sebagaimana dilansir Reuters, TRA juga menegaskan bahwa AS mau menjalin hubungan diplomatik dengan China atas dasar pemahaman bahwa “masa depan Taiwan” akan ditetapkan dengan damai. (CNN Indonesia/nto)