Fri. Jan 10th, 2025

Dokumen Bocor, Beijing Berang Ternyata AS Pantau Rahasia Militer China

Porosberita.com, Jakarta – China jengkel usai mengetahui selama ini Amerika Serikat memantau gerak-gerik mereka termasuk potensi mengirim senjata ke Rusia, hubungan Negeri Tirai Bambu dengan negara lain, dan aktivitas militer.

Protes itu mencuat setelah Beijing mengetahui serangkaian dokumen AS yang bocor berisi soal pemantauan mereka terhadap China.

“[AS] melakukan pemantauan rahasia tanpa pandang bulu. Amerika Serikat harus menjelaskan ini kepada komunitas internasional,” kata juru bicara Kementerian Luar Negeri China Wang Wenbin, Rabu (12/4/2023), seperti dikutip CNN.

Serangkaian dokumen Kementerian Pertahanan AS (Pentagon) yang bocor mendeskripsikan soal pejabat intelijen Washington mengawasi China.

CNN telah meninjau 53 dokumen yang bocor yang tampaknya dibuat pertengahan Februari dan awal Maret. Dari jumlah itu, banyak berkas yang dibuat intelijen Staf Gabungan atau J2.

Beberapa dokumen itu menunjukkan beberapa pejabat pertahanan intelijen mengumpulkan informasi soal China.

AS menganggap China sebagai “tantangan jangka panjang paling serius bagi tatanan internasional.”

Dokumen itu juga berisi aktivitas China terkait potensi keterlibatan negara tersebut dalam perang di Ukraina, seperti yang selama ini dikhawatirkan AS.

China selaku mitra strategis Rusia disebut akan memberikan dukungan ke Kremlin dalam upaya perang mereka di Ukraina.

Salah satu dokumen menyebutkan China bisa menggunakan serangan signifikan Ukraina sebagai alasan membantu Rusia.

“Sebagai peluang untuk menjadikan NATO sebagai agresor, dan bisa meningkatkan bantuannya ke Rusia, jika menganggap serangan itu signifikan,” demikian isi salah satu dokumen itu.

Isi dokumen juga menyatakan, “China akan merespons lebih kuat dan kemungkinan besar meningkatkan skala dan ruang lingkup material yang siap diberikan ke Rusia jika serangan Ukraina menghantam lokasi dengan nilai strategis tinggi atau tampaknya menargetkan para pemimpin senior Rusia.”

Pejabat AS sebelumnya menyatakan enggan memberi sistem rudal jarak jauh ke Ukraina. Mereka khawatir pasukan Ukraina akan menggunakan senjata itu menyerang wilayah Rusia.

Ukraina sementara itu, berjanji tak menggunakan senjata yang disediakan AS untuk menghantam Rusia.

Menurut dokumen itu, China akan melihat serangan signifikan Ukraina yang menggunakan senjata AS atau NATO sebagai indikasi Washington bertanggung jawab atas eskalasi di Eropa Timur itu.

“[ini menjadi]” pembenaran lebih lanjut bagi China untuk memberikan bantuan senjata mematikan ke Rusia,” ungkap dokumen itu.

Selama ini, AS berulang kali memperingatkan China agar tak memasok bantuan ke Rusia. Menurut mereka, awal tahun ini pemerintah Beijing tengah mempertimbangkan memberikan bantuan mematikan ke Kremlin.

AS dan sekutunya belum mengatakan bahwa China telah memberikan bantuan semacam itu, dan Beijing telah membantah klaim tersebut. Namun, itu telah memperkuat hubungan ekonomi dengan Rusia selama setahun terakhir.

Selain soal potensi bantuan China ke Rusia, dokumen yang bocor juga mengungkapkan pemantauan AS terhadap pengembangan senjata dan aktivitas militer Negeri Tirai Bambu.

Di salah satu dokumen mencatat uji coba penerbangan pengembangan DF-27 pada 25 Februari lalu. AS menggambarkan senjata itu sebagai kendaraan luncur hipersonik kelas rudal balistik jarak menengah.

Menurut para ahli, rudal dengan kendaraan meluncur hipersonik dirancang agar peluru kendali terbang lima kali kecepatan suara dan bisa bermanuver di udara. Dengan demikian, rudal ini tak bisa ditembak jatuh.

Senjata tersebut, memiliki “kemungkinan tinggi” menembus pertahanan rudal AS, lanjut dokumen itu.

Catatan di dokumen juga menunjukkan AS mengumpulkan informasi soal interaksi negara lain dengan China melalui intelijen sinyal.

Intelijen sinyal mencakup komunikasi yang dicegat dan berasal dari sinyal serta sistem elektronik yang digunakan target asing, seperti sistem komunikasi, radar, dan sistem senjata.

Berkenaan dengan intelijen sinyal itu, salah satu dokumen mencatat Kementerian Luar Negeri Yordania berusaha meyakinkan China untuk melanjutkan kerja sama di bidang ekonomi.

Keinginan itu muncul usai Beijing dilaporkan mengeluh perusahaanya tak terlibat dalam peluncuran 5G di Yordania.

Negara lain, Nikaragua dilaporkan sedang bernegosiasi dengan perusahaan China untuk membangun pelabuhan laut di pantai Karibia.

Laporan itu juga menyebutkan Nikaragua mungkin akan mempertimbangkan menawarkan akses Angkatan Laut ke China dengan imbalan investasi ekonomi. (nto/CNNIndonesia.com)

About Author