Korsel Beri Tunjangan Bagi Anak Muda Kesepian
Porosberita.com, Jakarta – Pemerintah Korea Selatan memutuskan memberikan tunjangan kepada anak mudanya yang kesepian dan terasing untuk bisa kembali bersosialisasi dan membaur ke masyarakat di ruang fisik.
Diberitakan CNN, Jumat (14/4), Kementerian Kesetaraan Gender dan Keluarga mengumumkan pekan ini akan memberikan hingga 650 ribu won atau setara dengan Rp7,3 juta (1 won=Rp11.33) kepada mereka yang kesepian dan terasing.
Menurut pemerintah Korsel, hal tersebut dilakukan sebagai upaya mendukung “stabilitas psikologis dan emosional dan pertumbuhan yang sehat” dari mereka.
Sekitar 3,1 persen orang Korea berusia 19 hingga 39 tahun adalah “anak muda kesepian yang tertutup”. Angka itu berarti sekitar 338 ribu orang secara nasional, dengan 40 persen mulai terasing semasa remaja.
Mereka yang terasing ini didefinisikan sebagai tinggal di “ruang terbatas, dalam keadaan terputus dari luar selama lebih dari jangka waktu tertentu, dan mengalami kesulitan nyata dalam hidup.”
Berbagai faktor dianggap berperan menyebabkan anak muda Korsel kesepian, mulai dari kesulitan keuangan, penyakit mental, masalah keluarga, atau tantangan kesehatan.
Tunjangan bulanan akan tersedia untuk anak muda yang kesepian berusia 9-24 tahun yang tinggal di rumah dengan kategori sederhana ke bawah.
Mereka juga mesti berpenghasilan di bawah rata-rata pendapatan nasional sekitar 5,4 juta won atau sekitar Rp61 juta per bulan, untuk rumah tangga yang terdiri dari empat orang.
Kaum muda dapat mendaftar untuk program tersebut di pusat kesejahteraan masyarakat setempat; wali, konselor, atau guru mereka juga dapat mengajukan permohonan atas nama mereka.
“Pemuda yang tertutup dapat memiliki pertumbuhan fisik yang lebih lambat karena gaya hidup yang tidak teratur dan nutrisi yang tidak seimbang,” kata kementerian tersebut.
“Dan kemungkinan besar akan menghadapi kesulitan mental seperti depresi karena kehilangan peran sosial dan adaptasi yang tertunda,” lanjut mereka.
Kementerian memberikan contoh kasus seperti seorang siswa yang punya masalah mental dan sulit bersosialisasi sejak remaja.
Ia kemudian berjuang menyesuaikan diri saat akan masuk perguruan tinggi, tapi kemudian kesulitan dan akhirnya memilih tak datang lalu menarik diri yang membuatnya lebih jauh dari masyarakat.
Sementara kasus yang lain sepert anak yang menghadapi kekerasan dalam rumah tangga dan kelaparan, sehingga membuat dirinya sulit pergi dari rumah atau menjalin relasi dengan orang lain.
Menurut CNN, fenomena kesepian bukanlah pertama kali terjadi. Di Jepang misalnya, memiliki masalah yang sama, dengan hampir 1,5 juta anak muda jadi penyendiri yang kesepian dan dikenal sebagai hikikomori.
Beberapa keluar hanya untuk membeli bahan makanan atau untuk aktivitas sesekali, sementara yang lain bahkan tidak meninggalkan kamar mereka.
Pemerintah setempat khawatir dengan kasus anak yang makin mengasingkan diri yang makin meningkat selama beberapa dekade terakhir. Apalagi pandemi Covid-19 makin memperburuk situasi.
Menurut survei, lebih dari seperlima responden menyebut pandemi sebagai pemicu gaya hidup mereka yang tertutup. Sementara faktor lainnya seperti hamil, kehilangan pekerjaan, pensiun, dan kemampuan interpersonal yang buruk. (nto/CNNIndonesia.com)