Fri. Jan 10th, 2025

Erdogan dan Raisi Kecam Aksi Pembakaran Al Quran di Barat

Erdogan

Porosberita.com, Jakarta – Para pemimpin negara Islam dan mayoritas Muslim kompak mengecam negara-negara Barat soal pembakaran Al Quran yang marak terjadi beberapa waktu belakangan.
Kecaman itu disampaikan para pemimpin negara saat berpidato di rapat Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) di New York, Amerika Serikat, Selasa (19/9/2023).
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan, misalnya, mengatakan bahwa negara-negara Barat mengalami “wabah” rasisme termasuk Islamofobia. Menurutnya, “wabah” itu sudah mencapai “tingkat yang tak tertahankan.”
“Sayangnya, politikus populis di banyak negara terus bermain api dengan mendorong tren berbahaya seperti itu,” ucap Erdogan, seperti dikutip AFP.
“Mentalitas yang mendorong serangan mengerikan terhadap Al Quran di Eropa, dengan membiarkan mereka bertindak demikian di balik kedok kebebasan berekspresi, pada dasarnya menggelapkan masa depan [Eropa] melalui tangan mereka sendiri.”
Presiden Iran Ebrahim Raisi juga mengangkat topik yang sama saat bicara di mimbar PBB. Raisi mengatakan Barat berusaha “mengalihkan perhatian” lewat dalih kebebasan berbicara.
“Islamofobia dan apartheid yang disaksikan di negara-negara Barat, terbukti dalam tindakan mulai dari penistaan terhadap Al Quran hingga larangan jilbab di sekolah, dan banyak diskriminasi menyedihkan lainnya tidak layak untuk martabat manusia,” ucap Raisi.
Raisi menyinggung Prancis yang baru-baru ini melarang gadis-gadis Muslim di negara itu mengenakan hijab di sekolah.
Iran selama ini dikenal ketat dalam mengatur cara berpakaian warga, terutama perempuan. Saking ketatnya, Iran punya polisi moral yang berpatroli untuk menindak siapa pun jika dinilai melanggar aturan berpakaian.
Tahun lalu, Iran sampai dilanda protes besar imbas kematian Mahsa Amini, perempuan 22 tahun yang meninggal saat ditahan karena diduga melanggar aturan berhijab.
Selain Erdogan dan Raisi, Emir Qatar Sheikh Tamim bin Hamad Al Thani hingga Perdana Menteri Malaysia Anwar Ibrahim juga menyuarakan protes mereka soal pembakaran Al Quran di Eropa. Sheikh Tamim mengatakan “mengorbankan kesucian agama lain dengan sengaja” tidak bisa dilihat sebagai kebebasan berekspresi.
“Saya akan mengatakan kepada saudara-saudara Muslim bahwa tidak masuk akal bagi kita untuk terganggu oleh orang idiot atau bias setiap kali terpikir olehnya untuk memprovokasi kita dengan membakar Al Quran atau dengan bentuk-bentuk sepele lainnya,” kata dia.
“Al-Quran terlalu suci untuk dinodai oleh orang yang tidak berakal,” tukas dia.
Kecaman para pemimpin negara mayoritas Muslim ini dilontarkan setelah ramai aksi pembakaran Al Quran di Swedia sejak awal tahun lalu. Swedia tidak melarang aksi ini karena para pedemo dilindungi hukum terkait kebebasan berekspresi.
Negara-negara Islam pun marah dan mengecam keras Swedia karena membiarkan serangkaian aksi penistaan agama ini. Sejumlah kedutaan besar Swedia di berbagai negara pun diserbu demonstran yang tak setuju dengan sikap Swedia. (nto/CNNIndonesia.com)

About Author