Rusia Akan Balas Serangan Drone ke Kremlin
Porosberita.com, Jakarta – Rusia menyatakan berhak membalas “di mana saja dan kapan saja” serangan drone ke Istana Kepresidenan Kremlin pada Selasa (2/5/2023) malam waktu Moskow.
Kremlin menuding serangan itu dilakukan oleh Ukraina untuk percobaan pembunuhan Presiden Vladimir Putin.
“Rusia berhak untuk membalas di mana saja dan kapan saja jika dianggap perlu sebagai tanggapan atas serangan drone ke kediaman Presiden Vladimir Putin di Kremlin,” bunyi pernyataan Istana Kepresidenan Kremlin seperti dikutip Russia Today (RT) dilansir dari CNNIndonesia.com.
“Presiden tidak terluka dalam serangan teroris dan kompleks Kremlin tidak mengalami kerusakan apa pun.”
Sementara itu, juru bicara Kremlin, Dmitry Peskov, menuturkan insiden ini tidak mengganggu jadwal presiden. Ia mengatakan Putin sedang tidak berada di Kremlin ketika drone ditembak jatuh.
Peskov mengatakan Putin saat ini ada di rumah kepresidenan di Novo-Ogaryovo yang terletak di barat Ibu Kota Moskow.
Drone tersebut jatuh setelah Rusia mengerahkan senjata elektronik. Pihak berwenang mengatakan tidak ada korban atau kerusakan akibat insiden ini.
“Insiden ini terjadi pada Selasa malam, kedua drone itu jatuh ke lahan kompleks Kremlin di Moskow. Kami menganggap ini merupakan aksi teroris terencana dan percobaan pembunuhan terhadap Presiden Rusia. Jadwal (presiden) tidak terganggu akibat insiden ini,” bunyi pernyataan Kremlin.
Kremlin mengatakan insiden ini terjadi menjelang perayaan Hari Kemenangan (Victory Day) dan parade besar-besaran yang akan dihadiri tamu dan perwakilan dari luar negeri.
Rusia juga telah membuka penyelidikan terorisme terkait serangan drone ini.
“Komite Investigasi Rusia telah membuka kasus pidana terorisme sehubungan dengan upaya untuk menyerang kediaman Presiden Rusia di Kremlin,” kata komite tersebut.
Sementara itu, Ukraina membantah menjadi dalang serangan itu.
“Ukraina tidak ada hubungannya dengan serangan drone ke Kremlin,” kata juru bicara kepresidenan Ukraina, Mikhaylo Podolyak, seperti dikutip AFP.
“Ukraina tidak menyerang Kremlin karena pertama, itu tidak menyelesaikan tujuan militer kami,” paparnya menambahkan.
Podolyak malah menilai serangan drone itu sengaja dibuat-buat Rusia agar seolah sebagai “korban” yang diserang. Dengan begitu, Rusia bisa memiliki alasan untuk melancarkan serangan terbaru terhadap Ukraina.
“Serangan yang didalangi oleh Rusia seperti itu harus dianggap semata-mata sebagai upaya untuk mempersiapkan latar belakang informasi untuk serangan teroris skala besar di Ukraina.”
Kyiv mengatakan sedang mempersiapkan serangan balasan besar untuk memukul mundur pasukan Rusia yang sudah menginvasi mereka selama setahun lebih. (nto/CNNIndonesia.com)