Fri. Jan 10th, 2025

China Dukung Palestina Jadi Anggota Penuh PBB

Presiden China Xi Jinping

Porosberita.com, Jakarta – Presiden China Xi Jinping menegaskan kembali seruannya agar Palestina menjadi anggota penuh Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).

Pernyataan itu diutarakan Xi saat menjamu kedatangan Presiden Palestina Mahmoud Abbas di Beijing pada Rabu (14/6/2023) dilansir dari CNNIndonesia.com.

“China mendukung Palestina untuk menjadi anggota penuh PBB,” kata Xi di sebelah Abbas menurut stasiun penyiaran negara China, CCTV.

Dalam kesempatan itu, Xi juga menegaskan kembali bahwa China mendukung pembentukan negara Palestina.

“Jalan keluar mendasar dari masalah Palestina terletak pada pembentukan Negara Palestina yang merdeka,” ucapnya.

Xi menambahkan, “Kami selalu, dengan tegas mendukung rakyat Palestina untuk mendapatkan kembali hak-hak nasional mereka yang sah.”

Secara historis, China memiliki hubungan baik dengan Palestina. Sejak kunjungan terakhir Abbas pada tahun 2017, Negeri Tirai Bambu juga konsisten menyuarakan kemampuannya dalam bermediasi.

Xi mendorong agar masyarakat internasional meningkatkan bantuan kemanusiaan dan pembangunan untuk Palestina.

Xi juga mengatakan kepada Abbas bahwa China “siap memperkuat koordinasi dan kerja sama dengan Palestina.”

Selain itu, kedua pemimpin juga sepakat menjalin kemitraan strategis dan menandatangani sejumlah dokumen kerja sama bilateral.

Termasuk pakta kerja sama ekonomi dan teknologi, kesepakatan bebas visa untuk paspor diplomatik, serta persahabatan antara kota Wuhan di China dan Ramallah sebagai pusat pemerintahan Palestina di Tepi Barat.

“Hari ini, kami akan bersama-sama mengumumkan pembentukan kemitraan strategis Tiongkok-Palestina, yang akan menjadi tonggak penting dalam sejarah hubungan bilateral,” kata Xi seperti dikutip AFP.

Xi juga sempat bertemu Abbas pada Desember lalu di Riyadh, Arab Saudi. Ia berjanji untuk membantu “mencari solusi awal, adil, dan berkepanjangan untuk masalah Palestina.”

Beijing sejak itu telah memposisikan diri sebagai mediator di Timur Tengah hingga berhasil menengahi pemulihan hubungan antara Iran dan Arab Saudi pada Maret. Hal ini membuat Amerika Serikat sedikit cemas lantaran perannya sebagai mediator di Timur Tengah selama ini disaingi China. (nto/CNNindonesia.com)

About Author