Thu. Jan 9th, 2025

Aktivis Islamophobia Belanda Robek Al-Quran

Pembakaran Al-Qur'an Oleh Aktivis Islamophobia

Porosberita.com, Jakarta – Aktivis kelompok anti-Islam, Edwin Wagensveld, menginjak-injak dan merobek kitab suci Al Quran dalam sebuah demonstrasi di luar kedutaan besar Turki di Den Haag, Belanda, Jumat (18/8/2023).
Aksi Wagensveld tersebut membuat geram puluhan pedemo tandingan
Pemerintah Belanda telah mengecam penyelenggaraan demonstrasi, namun mengatakan bahwa mereka tidak memiliki kekuatan hukum untuk mencegahnya.
Sebagaimana dilaporkan AFP, Wagensveld yang memimpin kelompok sayap kanan PEGIDA (Patriotik Eropa Melawan Islamisasi Barat) di Belanda merusak mencabik-cabik salinan Al Quran saat demonstrasi berlangsung. Ia ditemani oleh dua orang lainnya.
Polisi telah menutup akses ke jalan di area kedutaan besar Turki berada. Dilaporkan ada sekitar lima puluh pengunjuk rasa tandingan yang juga hadir di area tersebut.
Para pedemo tandingan itu murka dengan aksi Wagensveld. Beberapa dari mereka mulai melempari Wagensveld dengan batu ketika ia merobek-robek halaman-halaman Al Quran.
Sekitar 20 polisi yang dilengkapi dengan perisai dan pentungan turun tangan ketika beberapa kerumunan orang mencoba mengejarnya saat dia pergi.
Dilan Yesilgoz, menteri kehakiman Belanda kelahiran Turki, menggambarkan rencana penghancuran kitab suci tersebut sebagai “cukup primitif dan menyedihkan”. Lebih sedihnya, ia menambahkan bahwa hukum di negara itu mengizinkan demonstrasi semacam itu.
Wagensveld sebelumnya menghadapi persidangan atas komentar yang dibuatnya dalam demonstrasi serupa pada Januari silam, ketika ia juga merobek salinan Al Quran di luar parlemen dan menyamakannya dengan “Mein Kampf” karya Adolf Hitler.
Kaos yang ia kenakan pada demonstrasi hari Jumat juga membuat klaim serupa.
Tindakan penistaan agama dengan merobek Alquran juga telah terjadi di negara-negara Eropa lainnya baru-baru ini.
Pada akhir Juli silam, dua orang pria membakar salinan Al Quran di depan parlemen Swedia. Kemudian insiden serupa juga terjadi di Denmark tahun ini.
Demonstrasi semacam itu telah memicu kemarahan dan juga keresahan di beberapa negara Muslim.
Badan intelijen Swedia dilaporkan telah meningkatkan tingkat kewaspadaan teror menjadi empat dari skala lima sebagai tanggapan atas reaksi kemarahan di dunia Muslim terhadap pembakaran Al Quran.
Sebelumnya, Wagensveld mengklaim merobek kitab suci umat Islam itu adalah cara terbaik bagi dia untuk mengungkapkan pendapat. Aksinya itu kemudian menuai kecaman dan demoinstrasi di sejumlah negara mayoritas muslim.
Politisi sayap kanan Belanda itu pernah merobek Al Quran pada 22 Januari 2023 di depan gedung sementara parlemen Belanda di Den Haag, saat berada di bawah perlindungan polisi.
Kemudian, politisi sayap kanan Belanda ini melakukan tindakan serupa pada 13 Februari di Utrecht. Padahal, kelompok muslim saat itu telah memperingatkan bahwa PEGIDA akan menodai Al Quran dan memicu protes balasan dari komunitas muslim.
Menanggapi insiden pada Januari lalu itu, Kejaksaan Belanda mengatakan pada Jumat (14/4/2023) bahwa tersangka pria tak dikenal akan diinterogasi, karena menggunakan ekspresi rasis saat merobek Al Quran. Namun, media lokal menyebutkan kemungkinan tersangkanya adalah Wagensveld. (nto/CNNIndonesia.com)

About Author