Sun. Jan 12th, 2025

Pengamat : Publik Jangan Terjebak Figur Capres Besar Karena Survei

Herryansyah

Porosberita.com, Jakarta – Gelaran pilpres 2024 masih jauh, namun suhu politik mulai memanas akibat munculnya figur-figur yang dijagokan untuk tampil dalam pentas pilpres nanti.

Tak pelak, suhu diinternal PDIP ikut memanas pasca munculnya Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo sebagai calon kuat capres 2024. Para pendukung Ganjar pun menilai tokoh yang bakal diusungnya itu melampaui kemampuan sang puteri mahkota banteng, Puan Maharani.

Friksi ditubuh banteng makin terlihat, Ganjar tak diundang dalam acara  pertemuan kader dan pejabat daerah dari  PDI Perjuangan se- Jawa Tengah.

Menyikapi hal tersebut, pengamat politik dari Universitas Indonesia (UI) Herryansyah MBA menyarankan agar publik dan elit parpol tidak terjebak euforia figur capres yang besar karena survey.

Apalagi, ditengah persoalan ekonomi dan hutang luar negeri pemerintah dan BUMN yang sudah dalam status “lampu kuning” lebih Rp8000 trilyun tahun 2021, dan berpotensi menjadi 10.000 trilyun diakhir tahun 2024.

“Kita jangan terjebak pada euphoria figure capres yang besar di survey. Jika fokus pilpres 2024 kagum pesona capres, tapi ujungnya capres terpilih malah menambah utang negara dengan berbagai macam alasan kebijakan itu namanya ngeles,” kata Hery dalam sebuah perbincangan di Depok, kemarin.

“Itu sama dengan menggiring anak cucu kita kedalam jurang kesusahan yang tidak berkesudahan pasca 2024,” jelas Herry.

Menurutnya, figur capres 2024 tidak perlu sibuk bermain medsos dan pencitraan, tapi yang dibutuhkan adalah sosok yang memiliki jaringan keuangan luar negeri, kecakapan finansial, ataupun modal yang cukup, mampu menyelesaikan persoalan utang negara.

“Dear capres 2024 !  Capres siapapun Anda bahkan diusung partai hantu blauk dari hutan belantarapun , akan saya pilih dan kampanyekan dengan syarat dia bisa kongkrit menegoisasikan utang RI dan bunganya sebelum 2024. Juga network finansial luar neger iyang kuat buyback (membeli kembali) surat utang RI yang jatuh tempo 2021-2024. Itulah yang harus dipilih jadi presiden 2024, “jelas Herry.

Herry mengaku dirinya masih berpandangan positif dan meyakini bahwa utang jumbo era Jokowi yang saat ini digunakan untuk mempercepat pembangunan infrastruktur.

Untuk itu, Herry berharap calon presiden berikutnya harus bisa memberi solusi kongkrit penyelesaian utang negara.

“Pemerintahan saat ini berutang jumbo mempercepat pembangunan infrastruktur yang dirasakan nyata. Jadi jika capres 2024 hanya ingin menjabat saja dan tidak mau ikut memikirkan solusi utang pemerintah saat ini. Anak alay & ABG juga bisa daftar nyapres 2024,” sindirnya.

“Tahun 2024  itu tantangannya berat. Potensi “bom waktu” penggangguran generasi milineal X & Y di era 2024-2029, karena krisis ekonomi-sosial dan inflasi tinggi pasca pandemi yang siap menerkam negara manapun yang gagal mengelola utang dan neracanya, diperberat lagi jika Trade War China dan USA belum reda,” ungkapnya.

Lebih lanjut, dosen FISIP UI ini menilai syarat capres 2024 bukan sekedar mempunyai modal kampanye 5-10 trliyun plus visi-misi utopis “too good to be true”.

Tapi setelah memenangkan pilpres bukan menjadi bagian solusi, bahkan capres setelah terpilih menjadi sumber masalah baru dengan jalan menambah utang baru ribuan trilyun dengan alasan demi rakyat dan menutupi utang pemerintah sebelumnya.

“Hai milenial wake up ! Buka mata hati & pikiran ! Bukan eranya lagi milih capres 2024 karena ganteng, dizalimi, gagah, dan alim .Tapi setelah jadi presiden malah negara berutang lebih banyak di 2024-2029,” imbaunya.

“Atau parahnya presiden yang anda pilih di 2024 malah menaikkan pajak kalian semua saat ngopi ke Kafe, makan di warteg, atau berbelanja Online Shop dan minimarket dan pajak-pajak lain menutupi defisit APBN dan bayar utang,” kata Herry.

“Saya ora bangga nama beken Prabowo, Ganjar, Anies,  Airlangga, AHY, Erick Tohir, Gatot. Janji kampanye capres 2024 seharusnya diminta publik “dibayar dimuka,” ujar Herry.

Menurut Herry, momen saat ini bisa digunakan oleh  semua capres 2024 serta tim sukses- “bandar fulus” para capres untuk berani “pasang badan” menyelamatkan ekonomi negara sebelum berakhirnya pemerintahan Jokowi di 2024, dengan jalan membeli kembali  puluhan bahkan ratusan trilyun surat utang negara agar bangsa ini tertunda pembayaran utang pokok & bunga yang diperkirakan jatuh tempo tahun 2021-2022 akan menyentuh 370 tryliun.

“Jika ada seorang capres yang mau melangkah seperti itu akan membuat Soekarno-Hatta dan founding father tersenyum bahagia dialam kubur, “jelasnya

Herry menyematkan capres tersebut dengan gelar  “capres patriot bin nasionalis” karena berkorban buat rakyat memundurkan pembayaran hutang negara ini ditengah ancaman krisis ekonomi yang berat dan nyata dimasa datang.

Herry pun berharap para pimpinan parpol dan Jokowi membuka sayembara dan mendorong lahirnya capres yang mampu mengatasi masalah bangsa saat ini khususnya bidang ekonomi untuk maju di Pilpres 2024 demi menyelamatkan perekonomian 3-5 tahun mendatang.

“Nah kaum millenial, nama-nama capres saat ini muncul disurvei siapapun dia dari partai apapun itu sejatinya kualitas sama saja. Tapi saatnya kita jeli,  siapa diantara capres yang paling besar “hasil survei” buyback surat utang negara. Itulah yang layak dipuja-puji dan pajang fotonya di Facebook, Instagram dan DP Whatsapp di 2024. Jangan milih capres ilusi yang lagi halu (halusinasi). Kita bisa kebawa “”halu bin stress” juga pasca 2024. Cape deh !,” pungkas Herry. (rud)

About Author