Israel Komplain Dialog AS – Iran Soal Perjanjian Nuklir
Porosberita.com, Jakarta – Israel menyuarakan keberatan atas dialog yang tengah berlangsung antara Amerika Serikat dan musuh bebuyutan mereka, Iran, terkait perjanjian nuklir 2015.
Menteri Luar Negeri Israel, Yair Lapid, menyampaikan langsung keberatan itu saat bertemu dengan Menlu AS, Antony Blinken, pada Minggu (27/6/2021).
“Israel memiliki beberapa keberatan yang serius tentang kesepakatan nuklir Iran yang dirundingkan di Wina,” kata Lapid saat membuka pembicaraan dengan Blinken di sebuah hotel di Roma.
“Kami percaya pembahasan ketidaksepakatan itu harus melalui percakapan langsung dan profesional, bukan dalam konferensi pers.”
Sejak Presiden Joe Biden menjabat di Gedung Putih, AS mencoba menghidupkan kembali perjanjian nuklir dengan Iran yang sempat kandas di tangan pendahulunya, Presiden Donald Trump.
AS-Iran telah melangsungkan dialog secara tak langsung dengan bantuan sekutu negara Eropa di Wina demi mencoba menghidupkan kembali perjanjian nuklir Iran (JCPOA).
Menurut Blinken dan Biden, perjanjian JCPOA efektif membuat Iran patuh menangguhkan program nuklirnya sampai akhirnya Trump menarik AS keluar dari kesepakatan tersebut.
Sementara itu, Israel mendesak AS untuk lebih tegas menghadapi Iran ketimbang mengambil jalan diplomasi demi menghentikan ambisi program senjata nuklir Teheran.
Kekhawatiran itu semakin besar setelah seorang ulama ultrakonservatif Iran, Ebrahim Raisi, memenangkan pemilihan presiden beberapa pekan lalu.
Selain soal Iran, Lapid juga menegaskan bahwa Israel siap bekerja sama dengan AS untuk meminimalkan konflik dengan Palestina.
Janji itu diutarakan Lapid setelah konflik Israel-Palestina kembali membara usai Tel Aviv terlibat pertempuran 11 hari dengan Hamas, penguasa Jalur Gaza.
Lebih lanjut, Lapid menggambarkan pertemuan selama satu jamnya dengan Blinken itu produktif. Sementara itu, Blinken berjanji akan tetap bekerja sama dengan pemerintahan baru Israel di bawah kepemimpinan Perdana Menteri Naftali Bennett.
“Seperti apa yang terjadi di antara teman dekat, kami pasti tetap memiliki sejumlah perbedaan tertentu. Kami punya tujuan yang sama, tapi terkadang kami melihatnya dengan taktik yang berbeda,” kata Blinken seperti dikutip AFP. (CNN Indonesia/nto)