Sat. Jan 11th, 2025

JK Ungkap Peran Indonesia Dorong Perdamaian di Afghanistan Pada 2014-2019

Jusuf Kalla

Porosberita.com, Jakarta – Mantan Wakil Presiden RI, Jusuf Kalla (JK) mengungkap Indonesia berperan aktif mendorong penyelesaian konflik di Afghanistan secara damai pada periode 2014-2019. Indonesia sempat mengundang Taliban dan pemerintah Afghanistan ke Indonesia.

Namun, lanjut JK, masalah terjadi saat dirinya hendak mengundang Taliban ke Indonesia. Sebab, Taliban masuk dalam daftar teroris di Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) ketika itu. Karena itu, JK  langsung meminta Menteri Luar Negeri (Menlu) untuk mencabut status tersebut agar Taliban bisa datang ke Indonesia.

“Sejak awal kita melihat ini, saat saya menjadi wapres, minta mengundang mereka ke Indonesia ke dua-duanya, Taliban. Tetapi waktu kita bilang, ada masalah, mereka dianggap oleh PBB, bukan Amerika, bukan saya, bahwa mereka teroris karena itu tidak boleh keluar dari Afghanistan.Terpaksa saya minta Menlu untuk mencabut gelar teroris itu di PBB di Dewan Keamanan. Kebetulan Indonesia menjadi anggota Dewan Keamanan,” kata JK saat menjadi pembicara dalam diskusi secara daring bertema ‘Masa Depan Afghanistan dan Peran Diplomasi Perdamaian Indonesia’ pada, Sabtu (21/8/2021).

JK melanjutkan, setelah mendapatkan izin untuk mengundang Taliban ke Indonesia, sebanyak enam orang dari Taliban memenuhi undangan dengan ke Jakarta untuk berunding soal upaya penyelesaian konflik secara damai.

“Indonesia merupakan negara pertama yang dikunjungi Taliban, di luar Afghanistan dan Pakistan. Indonesia juga mengundang pemerintahan Presiden Ashraf Ghani untuk membahas perdamaian. Bahkan, Indonesia juga mengundang generasi muda Afghanistan untuk belajar terkait pertambangan di Indonesia,” papar JK.

Selain membantu perundingan, JK juga berkunjung ke Afghanistan untuk mengetahui kondisi negara tersebut. Sebab, wilayah di sekitar Afganistan kaya dengan sumber daya alam mineral namun masih sedikit ahli di bidang tesebut.

JK juga mengungkap, Pemerintah Afghanistan pernah meminta Indonesia menggelar pertemuan ulama dari tiga negara, yakni Afganistan, Pakistan, dan Indonesia pada 2018. Pertemuan tersebut digelar di daerah Bogor. Saat itu Afghanistan masih dipimpin Presiden Ashraf Ghani.

“Alhamdullah pertemuan itu sangat sukses ada deklarasi Bogor yang meminta bahwa penyelesaian konflik itu diselesaikan secara islami, dengan damai,” jelasnya. (wan)

About Author