Fri. Jan 10th, 2025

Ada Nama LBP Dalam Data Pandora Papers

Kemenko Marves, Luhut Binsar Panjaitan

Porosberita.com, Jakarta – Dunia membuka mata ketika Konsorsium Jurnalis Investigasi Internasional (ICIJ) merilis Pandora Papers, yang mereka sebut sebagai tsunami data kekayaan di surga pajak. Tsunami data itu menyeret nama-nama elite dunia, termasuk para pemimpin negara.

Secara umum, Pandora Papers merangkum 2,95 terabyte data mengenai bisnis rahasia para elite dunia dari 200 negara di situs resmi ICIJ.

Di kawasan-kawasan surga pajak, para elite membentuk perusahaan atau jaringan bisnis lainnya untuk membeli properti di negara lain atau menyembunyikan asetnya. Praktik ini biasanya diterapkan untuk menghindari pajak.

Berdasarkan keterangan di situs resmi ICIJ, Pandora Papers merupakan hasil investigasi dari kolaborasi jurnalis terbesar di dunia. Untuk meneliti data-data tersebut, lebih dari 600 jurnalis dari 150 media di 117 negara dilibatkan.

Dari mana sumber data Pandora Papers?

Penyelidikan ini berdasar pada bocoran data rahasia dari 14 perusahaan layanan keuangan di surga pajak. Perusahaan itu menyediakan jasa bagi para orang kaya/korporasi yang ingin membangun perusahaan cangkang atau jaringan bisnis lain di surga pajak.

Surga pajak sendiri merupakan tempat dengan aturan pajak rendah, bahkan tak ada sama sekali.

Data yang dihimpun ICIJ mencakup informasi dari perusahaan di surga-surga pajak, seperti British Virgin Islands, Seychelles, Hong Kong, Belize, Panama, South Dakota, dan kawasan rahasia lainnya.

Perusahaan itu menawarkan jasa untuk merahasiakan identitas dari publik, bahkan regulator negara. Kerap kali, perusahaan-perusahaan itu membantu membukaakun bank di berbagai negara dengan regulasi finansial tak ketat.

Sejumlah data berasal dari tahun 1970-an, tapi kebanyakan diambil dari antara 1996 dan 2020. Data-data itu mencakup banyak hal, seperti pembentukan perusahaan cangkang hingga yayasan.

Data-data yang diteliti juga memaparkan penggunaan perusahaan atau entitas-entitas itu untuk membeli rumah mewah, kapal, hingga jet. Ada pula mengenai penggunaan perusahaan itu untuk berinvestasi atau menggerakkan uang antar-bank hingga pencucian duit melalui skema rumit.

Di mana semua data Pandora Papers dapat diakses?

Saat ini, ICIJ baru merilis bisnis-bisnis yang terkait dengan lebih dari 50 politikus. Rencananya, ICIJ akan merilis keseluruhan informasi ini di satu basis data.

Berapa banyak politikus dunia yang terseret di Pandora Papers?

Berdasarkan penelitian ICIJ, perusahaan-perusahaan offshore itu memberikan layanan untuk 336 politikus. Berbasis di Panama, Alcogal dan Trident Trust melayani klien pejabat dan politikus paling banyak, yaitu 161 dan 97 orang.

Sejumlah nama tokoh Indonesia juga masuk Pandora Papers, salah satunya Menteri Koordinator bidang Maritim dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan.

Dalam laporan itu,Luhut disebut sempat menjabat di salah satu perusahaan cangkang (shell company) yang terdaftar di Panama,Petrocapital S.A.

Juru bicara Luhut, Jodi Mahardi, membenarkan bahwa bosnya sempat menjabat sebagai Direktur Utama Petrocapital S.A. pada 2007 hingga 2010.

Menurut dia, perusahaan didirikan berdasarkan hukum Republik Panama bersama Edgardo E. Dia dan Fernando A. Gil pada 2006. Jodi juga menyebut perusahaan yang bergerak di bidang migas tersebut bermodal awal senilai US$5 juta atau setara Rp71,5 miliar (kurs Rp14.300).

Sejatinya, perusahaan itu rencananya akan digunakan untuk pengembangan bisnis di luar negeri, terutama di wilayah Amerika Tengah dan Amerika Selatan.

Namun, dalam perjalanannya, terdapat berbagai macam kendala, seperti lokasi geografis, budaya, dan kepastian investasi. Luhut akhirnya mengundurkan diri dari Petrocapital dan fokus pada bisnis di Indonesia.

Siapa saja pemimpin dunia yang terseret Pandora Papers?

Laporan itu mencatat nama-nama setidaknya 35 pemimpin dunia, baik yang masih aktif maupun tidak. Ada pula beberapa pejabat penting yang berada di lingkaran dalam pemimpin dunia.

Sebagaimana dilansir AFP, ICIJ menekankan bahwa memiliki aset di surga pajak atau menggunakan perusahaan cangkang untuk menjalankan bisnis di mancanegara memang tidak ilegal di kebanyakan negara.

Namun, pembongkaran fakta ini dianggap dapat mencoreng nama para pejabat yang selama ini menggaungkan kampanye anti-pengemplangan pajak.

Salah satu nama yang disorot dalam laporan itu adalah Raja Yordania, Abdullah II. Berdasarkan laporan itu, Abdullah membentuk jaringan perusahaan di negara surga pajak.

Melalui perusahaan-perusahaan itu, Abdullah membeli properti dengan total nilai sekitar US$100 juta di berbagai kawasan, mulai dari Malibu, California, hingga Washington dan London.

Ada pula nama Perdana Menteri Ceko, Andrej Babis. Ia disebut tak melaporkan perusahaan investasi di surga pajak yang digunakan untuk membeli kastil senilai US$22 juta di selatan Prancis.

Presiden Kenya, Uhuru Kenyatta, juga disebut-sebut dalam laporan ini. Ia diduga secara diam-diam memiliki jaringan perusahaan di surga pajak bersama sejumlah anggota keluarganya.

Selain itu, nama mantan Perdana Menteri Inggris, Tony Blair, juga muncul di Pandora Papers. Ia disebut menghindari pembayaran pajak properti bernilai jutaan pound sterling di London. Ia dan istrinya, Cherie, membeli perusahaan di surga pajak yang memiliki properti tersebut.

Presiden Kenya, Uhuru Kenyatta, juga disebut-sebut dalam laporan ini. Ia diduga secara diam-diam memiliki jaringan perusahaan di surga pajak bersama sejumlah anggota keluarganya.

Tak hanya itu, nama-nama di lingkaran Perdana Menteri Pakistan, Imran Khan, mulai dari menteri di kabinetnya hingga keluarganya, juga disebut secara diam-diam memiliki perusahaan di surga pajak.

Selain itu, nama Presiden Rusia, Vladimir Putin, memang tak disebut terkait langsung dengan kasus pajak. Namun, namanya dikaitkan dengan satu aset rahasia di Monako yang dikenal disebut-sebut merupakan rumah milik seorang perempuan Rusia, Svetlana Krivonogikh.

The Washington Post melaporkan bahwa perempuan itu memiliki hubungan gelap dengan Putin. Dari hubungan tersebut, perempuan itu disebut melahirkan seorang anak pada 2003.

Dua pekan setelah kelahiran anak itu, satu perusahaan di salah satu surga pajak terbentuk. Krivonogikh kemudian dilaporkan membeli satu apartemen mewah di Monako melalui perusahaan tersebut. (CNN Indonesia/nto)

About Author