Fri. Jan 10th, 2025

Rektor Unkris Sebut Keberlanjutan Lingkungan Jadi Isu Krusial di Perkotaan

Ketua Dewan Pembina Yayasan Unkris Prof. Dr. Topane Gayus Lumbuun, SH, MH bersama Rektor Unkris Dr. Ir. Ayub Muktiono, M.SIP, CiQAR.

Porosberita.com, Jakarta – Rektor Universitas Krisnadwipayana (Unkris) Dr. Ir. Ayub Muktiono, M.SIP, CiQAR menyatakan masalah keberlanjutan lingkungan menjadi isu krusial di kawasan perkotaan yang menjadi tanggung jawab stake holder (pemerintah pusat, pemerintah daerah, komunitas, dunia usaha) termasuk peran dan kontribusi aktif akademisi.

Hal itu dilontarkan Ayub saat membuka secara resmi webinar yang digelar Fakultas Teknik (FT) Universitas Krisnadwipayana (Unkris) pada hari ini Sabtu, 30 Oktober 2021.

“Pada hakekatnya materi webinar dengan tema menyelamatkan SDEW (Situ, Danau, Embung dan Waduk) untuk keberlanjutan lingkungan, sangat tepat untuk dibahas oleh keynote speaker dan para narasumber dalam rangka untuk menjawab isu krusial dan permasalahan di kawasan perkotaan,” ujar Ayub.

Dalam webinar yang diikuti ratusan partisipan itu, hadir sebagai keynote speaker  Ir. Dwi Hariyawan S, MA yang saat ini sebagai staf ahli bidang Pengembangan dan Kawasan Kementerian Agraria Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN). Sementara, sebagai pembicara Agus Sutanto, ST, MSc saat ini menjabat Direktur Pengendalian Pemanfaatan Ruang, Direktur Jendral Pengendalian dan Penertiban Tanah dan Ruang Kementerian ATR/BPN. Lalu ada Jaya Sampurna, S.S.T, M.Tech menjabat Kepala Bidang Operasi dan Pemeliharaan pada Balai Besar Wilayah Sungai Ciliwung, Cisadane, Ditjen SDA Kementerian PUPR, serta Merry Morfosa yang kini menjabat Kepala Seksi Pola Ruang Dinas Cipta Karya Tata Ruang dan Pertanahan DKI Jakarta.

Lebih lanjut Ayub mengatakan, pada dasarnya SDEW merupakan Sumber Daya Air di permukaan sebagai bagian dari sistem DAS (Daerah Aliran Sungai) memiliki sejumlah fungsi penting, seperti sebagai tempat penampungan air, konservasi air tanah, pengendalian banjir, tempat wisata, ruang publik, bahkan olahraga. Namun, lanjutnya, tidak sedikit SDEW yang kini hilang atau diokupasi, antara lain akibat tidak jelasnya batas lahan dan ketidakjelasan status kepemilikan lahan.

Ayub pun memaparkan permasalahan SDEW lainnya yang kini terjadi di kawasan perkotaan, yakni penurunan daya dukung lingkungan, masalah persampahan, terjadinya pendangkalan/sedimentasi akibat erosi dan faktor lainnya, hilangnya wilayah penyangga (buffer) antara sungai dengan kawasan budidaya, terjadinya degradasi lingkungan, hilangnya ekosistem riparian, dan pertumbuhan kawasan permukiman yang sangat pesat.

Berkaitan dengan hal tersebut, kata Ayub, maka melalui webinar ini, baik keynote speaker, para narasumber diharapkan saling melengkapi dalam memperkaya terhadap konsep dan strategi upaya penyelamatan SDEW baik dari kontek keterlibatan stake holder (pemerintah pusat, pemerintah daerah, komunitas, dunia usaha) termasuk peran dan kontribusi aktif akademisi.

Senada dengan itu, Dekan FT Unkris Dr. Harjono Padmono Putro, ST, M.Kom mengatakan penyelenggaraan webinar semacam ini menjadi sangat penting dalam memberikan sumbangan pemikiran secara akademis dan berkontribusi aktif dalam upaya menyelamatkan SDEW untuk keberlanjutan lingkungan.

“Kami Dekan Fakultas Teknik, Universitas Krisnadwipayana mengucapkan selamat datang kepada para hadirin webinar nasional. Kami memberikan apresiasi atas kehadiran Bapak/Ibu dari intansi pemerintah daerah, ASPI, IAI, komunitas, dosen dan mahasiswa dan tim panitia webinar yang mengangkat tema menyelamatkan SDEW untuk keberlanjutan lingkungan. Penyelenggara webinar semacam ini menjadi sangat penting dalam memberikan sumbangan pemikiran secara akademis dan berkontribusi aktif dalam upaya menyelamatkan SDEW untuk keberlanjutan lingkungan,” kata Harjono.

Harjono pun berharap kepada seluruh para peserta webinar agar memperkaya wawasan dalam upaya penyelamatan SDEW untuk keberlanjutan lingkungan melalui proses diskusi ilmiah yang berkualitas, sehingga pada akhir webinar nasional dapat diperoleh rumusan nyata, sehingga dapat menjadi masukan untuk disampaikan kepada pengambil kebijakan (pemerintah pusat/provinsi/kabupaten/kota) serta peran pihak-pihak terkait dalam upaya menyelamatkan SDEW untuk keberlanjutan lingkungan dapat terwujud. (sur)

About Author