Sat. Jan 11th, 2025

Soal Kapal Selam, Presiden Prancis Tuding PM Australia Pembohong

Presiden Prancis, Emmanuel Macron

Porosberita.com, Jakarta – Presiden Prancis Emmanuel Macron menyebut Perdana Menteri Australia Scott Morrison telah berbohong kepadanya terkait pembatalan kesepakatan kerja sama kapal selam antara dua negara pada September lalu.

“Saya tidak berpikir, saya tahu. Saya sangat menghormati negara Anda (Australia),” kata Macron saat menanggapi pertanyaan apakah Morrison berbohong kepadanya.

“Saya memiliki banyak rasa hormat dan banyak pertemanan bersama masyarakat Australia. Saya ingin mengatakan ketika kita memiliki rasa hormat, Anda harus jujur dan harus bersikap sejalan, dan secara konsisten, akan nilai ini,” ujar Macron, Minggu (31/10/2021), pada sekelompok reporter Australia yang berangkat ke Italia untuk meliput pertemuan G20..

Menanggapi pernyataan Macron, Morrison membantah klaim Macron soal kebohongannya. Ia juga menyebut telah menjelaskan pada Macron bahwa kapal selam konvensional tak lagi dibutuhkan Australia.

Tak hanya itu, Morrison juga menyatakan tengah berusaha memperbaiki hubungan Australia dan Prancis.

Sementara itu, Wakil Perdana Menteri Australia Barnaby Joyce mendesak Prancis untuk melihat masalah ini dalam perspektif yang berbeda.

“Kami tidak mencuri sebuah pulau, kami tidak merusak Menara Eiffel. Itu hanyalah kontrak,” Joyce.

“Kontrak memiliki syarat dan kondisi tertentu, dan salah satu syarat dan kondisi dan pernyataan (dalam kontrak) adalah Anda bisa keluar dari kontrak.”

Sebelumnya, Presiden Amerika Serikat Joe Biden mengatakan bahwa dirinya mengira pihak Prancis telah diberitahukan soal pembatalan kontrak kapal selam dengan Australia sebelum AUKUS diumumkan.

Beberapa bulan lalu, Australia, Inggris, dan Amerika Serikat mengumumkan kerja sama trilateral yang disebut AUKUS. Dalam kerja sama itu, Australia dikabarkan akan memperoleh akses pembuatan kapal selam bertenaga nuklir.

Kesepakatan ini menuai kontra dari Prancis, dan membuat negara itu menarik duta besarnya dari Washington dan Canberra karena merasa dikhianati. Sebab sebelumnya, Australia telah membuat kontrak kerja sama kapal selam dengan Prancis senilai lebih dari US$57,7 miliar (Rp821 triliun). (CNNIndonesia.com/nto)

About Author