Jurnalis ChinaTerancam Mati di Penjara
Porosberita.com, Jakarta – Seorang jurnalis China yang dipenjara karena pemberitaannya terkait Covid-19 terancam meninggal karena mogok makan.
Keluarga jurnalis itu tengah meminta bantuan kelompok hak asasi manusia untuk membebaskan jurnalis tersebut.
Zhang Zhan, mantan pengacara, pergi ke Wuhan di Februari 2020 untuk meliput kegaduhan yang terjadi di wilayah itu. Dalam pemberitaannya, ia menanyakan penanganan wabah Covid-19 yang dilakukan oleh pihak berwenang.
Zhang ditahan pada Mei 2020 dan dihukum empat tahun penjara pada Desember. Ia dihukum atas tuduhan perkelahian dan provokasi.
Menurut saudaranya, Zhang Ju, Zhang kini sangat kurus dan mungkin tidak dapat hidup lebih lama lagi, dikutip dari AFP.
“Tinggi Zhang 177 cm, tetapi beratnya kini kurang dari 40 kg. Dia mungkin tidak bisa bertahan kala musim dingin,” tulis Zhang Ju pada 30 Oktober.
“Saya harap dunia mengingat bagaimana Zhang sebelumnya,” tambahnya.
Menurut kuasa hukum Zhang, perempuan itu melakukan mogok makan dan dipaksa makan melalui selang hidung.
Postingan Zhang Ju memicu respon dari organisasi hak asasi manusia, yakni Amnesty International yang mendesak pemerintah China untuk mengeluarkan Zhang dari penjara supaya perempuan itu bisa menghentikan mogok makannya dan menerima perawatan medis yang diperlukan.
Organisasi ini juga menilai Zhang, “terancam meninggal jika dia tidak segera dilepaskan untuk mendapatkan perawatan medis.”
“Zhang Zhan, yang harusnya tidak dipenjara, sekarang tampaknya berisiko mengalami kematian di penjara. Pemerintah China harus segera membebaskannya sehingga ia bisa mengakhiri mogok makan dan menerima perawatan medis yang sangat ia perlukan,” tutur Juru Kampanye Amnesty Gwen Lee.
Lee juga menilai hukuma Zhang adalah serangan memalukan terhadap hak asasi manusia.
“Jika Zhang Zhan mati di penjara, pemerintah China bertanggung jawab atas kematiannya,” kata Lee menambahkan.
Zhang termasuk dalam empat jurnalis yang ditahan karena liputan mereka yang ‘berbeda’ dari versi pemerintah China terkait penanganan Covid-19 di Wuhan. Tiga jurnalis lainnya yakni Chen Qiushi, Fang Bin, dan Li Zehua. Perbedaan ini memicu kemarahan otoritas negara itu. (CNN Indonesia.com/nto)