Mon. Dec 9th, 2024

Gerak Menlu Iran Dibatasi AS

Menteri Luar Negeri Iran, Mohammad Javad Zarif

Porosberita.com, Jakarta – Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pekan mengundang Menteri Luar Negeri Iran, Mohammad Javad Zarif, ke markas mereka di New York untuk menghadiri pertemuan tingkat menteri terkait program tujuan pembangunan berkelanjutan (SDG) membahas konflik, kelaparan, kesetaraan dan perubahan iklim yang diperkirakan terjadi 2030. Namun, pemerintah Amerika Serikat memutuskan membatasi gerak-gerik Zarif.

Seperti dilansir Reuters, Selasa (16/4), Zarif sebenarnya sudah tiba di AS sejak Minggu pekan lalu setelah izin kunjungan itu disetujui Menlu AS, Mike Pompeo. Namun, menurut keterangan Kemenlu AS, Zarif hanya dibolehkan bepergian ke markas PBB, kantor perwakilan Iran untuk PBB, rumah dinas Duta Besar Iran, dan Bandara John F. Kennedy di New York.

Juni lalu malah pemerintah AS berencana memasukkan Zarif ke dalam daftar hitam orang-orang yang dilarang masuk ke negara itu. Namun, niat itu dianggap bisa merusak jalur diplomasi karena kedua negara sedang berseteru dan AS urung melakukannya.

AS beralasan pembatasan itu dilakukan karena khawatir Zarif akan menggunakan kebebasan berpendapat untuk menebar propaganda.

“Zarif adalah corong rezim otokrasi yang menekan kebebasan berpendapat,” demikian isi pernyataan Kemenlu AS.

Pemerintah AS menyatakan keputusan pembatasan gerak-gerik Zarif sudah sesuai dengan kesepakatan yang diteken dengan PBB pada 1974 silam. Dalam perjanjian itu, PBB harus meminta izin AS ketika mengundang diplomat asing. Namun, AS bisa menolak memberi visa dengan dalih keamanan, terorisme, dan kebijakan luar negeri.

Meski demikian, Zarif masih bisa melakukan wawancara dengan kantor berita Inggris, BBC, dan stasiun televisi AS, NBC, di kediaman Duta Besar Iran di Upper East Side, Manhattan. Menurut Juru Bicara Kemenlu Iran, Abbas Mousavi, agenda kegiatan yang dihadiri Zarif memang hanya diadakan di markas PBB, kantor perwakilan Iran untuk PBB, dan rumah dinas duta besar Iran.

“Menerapkan pembatasan terhadap beliau di New York tidak mempengaruhi agenda kegiatannya,” kata Mousavi.

AS memang sengaja menempatkan kantor sejumlah perwakilan dari negara-negara asing yang berseteru dengan mereka sejauh 25 kilometer dari Columbus Circle di Midtown, Manhattan. Mereka yang ditempatkan di sana selain Iran adalah diplomat Korea Utara, Kuba dan Suriah.

PBB pun tidak bisa berbuat apa-apa dan hanya menyatakan prihatin terhadap pembatasan yang diterapkan kepada Zarif.

“Kami terus bekerja sama dengan perwakilan tetap Iran untuk PBB dan prihatin atas sikap AS,” kata juru bicara PBB, Farhan Haq.

Pada April 2014, AS sempat menolak memberikan visa terhadap Duta Besar Iran untuk PBB, Hamid Abutalebi. Penyebabnya adalah Abutalebi dianggap terlibat dalam penyerangan dan penyanderaan terhadap 52 warga AS selama 444 hari sejak 1979 sampai 1981 di Kedutaan Besar AS di Teheran. Demikian dilansir dari CNN Indonesia.com. (nto)

About Author