Kelompok Demokrat Hong Kong Menuju Kemenangan
Porosberita.com, Hong Kong – Kaum demokrat di Hong Kong berkejaran menuju kemenangan besar dan mayoritas simbolis di dalam pemilihan anggota dewan distrik setelah warga hadir dalam jumlah rekor pada Minggu (24/11/2019) untuk memberi suara.
Dalam ketenangan langka setelah kerusuhan yang telah mengguncang bekas koloni Inggris itu selama enam bulan protes anti-pemerintah, para calon demokratis dari 7,4 juta warga Hong Kong meraih lebih separuh dari 452 kursi Dewan Distrik untuk pertama kali melawan oposisi anti-kemapanan yang memiliki sumber daya baik.
Ketika hasil awal mulai mengalir masuk setelah tengah malam, termasuk kemenangan kaum demokrat melawan tokoh kelas berat pro-Beijing, sebagian pusat pemungutan suara meletus dalam kegembiraan dan teriakan “Bebaskan Hong Kong. Revolusi Sekarang” –slogan yang digunakan oleh banyak pemrotes di jalan-jalan selama enam bulan belakangan ini.
Sebagian calon yang menang mengatakan hasil tersebut sama dengan suara dukungan buat demonstran dan dapat meningkatkan perdebatan mengenai Kepala Eksekutif pro-Beijing Carrie Lam, di tengah krisis politik paling buruk di kota itu selama beberapa dasawarsa.
“Ini adalah kekuatan demokrasi. Ini adalah tsunami demokrasi,” kata Tommy Cheung, mantan pemimpin protes mahasiswa yang meraih satu kursi di Distrik Yuen Long di dekat perbatasan China.
Pemungutan suara berakhir tanpa gangguan besar pada hari yang menyaksikan antrian panjang tapi rapi dari luar pusat pemungutan suara.
Para calon pro-demokrasi telah terlihat meraih mayoritas pada pukul 08.00 waktu setempat (07.WIB), dengan mengantungi 333 dari 452 kursi, dibandingkan dengan 52 kursi buat kamp pro-kemapanan, demikian laporan media. Kubu demokrat meraih sebanyak 100 kursi dalam pemilihan sebelumnya empat tahun lalu.
Hampir tiga juta orang memberi suara, pemilih yang datang lebih dari 71 persen, tampaknya dipicu oleh kerusuhan, hampir dua kali lipat dari jumlah mereka terakhir kali.
Dewan Distrik Hong Kong memantau sebagai pengeluaran dan memutuskan sejumlah masalah kehidupan seperti transportasi. Mereka juga berfungsi sebagai platform akar-rumput penting untuk memancarkan pengaruh politik di kota yang dikuasai China. Demikian dilansir Antara. (nto)