Thu. Oct 24th, 2024

Militer AS Ingatkan Siapapun Agar Tidak Ganggu Pelantikan Biden

Joe Biden

Porosberita.com, Jakarta – Kepala Staf Gabungan Angkatan Bersenjata Amerika Serikat, Jenderal Mark Miller, menyampaikan peringatan supaya jangan ada pihak-pihak yang nekat mengganggu dan menghambat jalannya pelantikan presiden baru pada 20 Januari mendatang.

“Kami menyaksikan kerusuhan yang dilakukan di dalam gedung Capitol yang tidak sesuai dengan hukum. Hak kebebasan berpendapat dan berkumpul bukan berarti membolehkan untuk melakukan kekerasan, menghasut dan memberontak,” kata Miller dalam pernyataan pers yang dibacakan di Washington D.C., seperti dilansir CNN, Rabu (13/1/2021).

Miller menggelar jumpa pers bersama anggota Komando Staf Gabungan Militer AS dari tiga matra, yakni Angkatan Darat, Angkatan Laut dan Angkatan Udara. Meski demikian, dalam pernyataan Miller tidak secara langsung menyebut kelompok pendukung Presiden Donald Trump. 

Pernyataan itu disampaikan setelah ada informasi bahwa bakal ada kerusuhan menjelang pelantikan Presiden dan Wakil Presiden terpilih, Joe Biden dan Kamala Harris. Ancaman itu datang dari para pendukung Trump yang berasal dari kelompok sayap kanan dan supremasi kulit putih.

Di sisi lain, Kongres juga terus mendesak supaya Trump segera dimakzulkan karena dinilai membahayakan praktik demokrasi dan menghasut para pendukungnya menyerbu gedung Kongres. Hal itu yang semakin memicu amarah dari para pendukung Trump.

Terkait hal itu, Trump menyatakan dia tidak bertanggung jawab atas kerusuhan di Gedung Kongres yang dilakukan para pendukungnya. Dia lantas meminta para pendukungnya untuk tidak mengulangi aksi mereka.

Miller juga meminta seluruh anggota angkatan bersenjata tidak terpengaruh terhadap situasi politik saat ini di Negeri Paman Sam. Dia meminta para prajurit dan perwira tetap netral.

“Sebagai tentara, kita harus mengayomi nilai-nilai kebangsaan. Kami mendukung dan akan mempertahankan undang-undang dasar. Setiap perbuatan yang bertujuan mengganggu proses politik yang sesuai konstitusi tidak hanya bertentangan dengan nilai-nilai, tradisi dan sumpah kami, tetapi juga melanggar hukum,” kata Miller.

“Presiden terpilih Biden akan dilantik dan menjadi Panglima Tertinggi ke-46,” lanjut Miller.

Susupkan Tentara Aktif

Angkatan Bersenjata AS berencana menyusupkan tentara aktif di tengah pasukan Garda Nasional yang saat ini diterjunkan di Washington D.C., untuk mengawal pelantikan Biden-Harris.

Akan tetapi, mereka bekerja sama dengan Pasukan Pengamanan Presiden (Secret Service) dan Biro Penyelidikan Federal (FBI) untuk memeriksa latar belakang para serdadu yang akan diperbantukan mengawal jalannya pelantikan.

Sebab, dikhawatirkan ada di antara para tentara yang diam-diam bersimpati dengan Trump dan mendukung aksi kekerasan.

“Tidak ada tempat untuk ekstremis di angkatan bersenjata dan kami akan menyelidiki setiap orang yang dicurigai. Angkatan Darat akan bekerja sama dengan FBI untuk mengusut orang-orang yang terlibat penyerbuan gedung Kongres, dan menelusuri apakah mereka mempunyai hubungan dengan anggota angkatan bersenjata,” demikian isi pernyataan Angkatan Darat AS. (CNN Indonesia)

About Author